Kelahiran Forum Lingkar Pena (FLP) yang fenomenal menarik untuk diteliti dalam pandangan kajian kritis industri budaya. Organisasi penulis ini lahir dalam rangka ideologis untuk memberikan pencerahan terhadap masyarakat Indonesia, namun dalam perkembangannya FLP mengalami benturan kekalahan ketika berhadapan dengan industri fiksi Indonesia. Beberapa hal yang lebih tragis adalah ketika FLP merasa sudah memberikan yang terbaik dalam rangka mencerahkan pembaca Indonesia, namun sebenarnya hal itu hanyalah kesadaran semu belaka. Kesadaran yang terbentuk di dalam FLP bahwa mereka sudah berhasil melakukan perlawanan terhadap tema fiksi Indonesia, perlawanan terhadap pola distribusi karya dan perlawanan terhadap ekslusifitas karya fiksi sebenarnya hanyalah bentuk lain dari dominasi industri dimana mereka telah melakukan komodifikasi, standarisasi dan massifikasi terhadap FLP. Untuk itu sangat pantas bila penelitian ini mengungkap bagaimana kesadaran semu yang terbentuk di FLP dan menunjukkan bahwa yang sebenarnya terjadi adalah dominasi industri terhadap FLP. Hal-hal tersebut tentunya sangat relevan dengan pendekatan teori kritis Mazhab Frankfurt terutama merujuk pada pemikiran Theodore W Adorno yang menyatakan bahwa telah terjadi komodifikasi, standarisasi, dan massifikasi terhadap produk budaya demi memenuhi kebutuhan pasar. Hal itu membuat para penulis tidak lagi independen dalam menyampaikan ideide mereka untuk melakukan pencerahan di tengah-tengah masyarakat.
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma kritis dengan tipe penelitian kualitatif. Untuk mengumpulkan data di lapangan digunakan tiga teknik yaitu pertama interview mendalam dengan pendiri FLP, anggota FLP dan pengamat fiksi atau industri fiksi Indonesia. Kedua observasi terhadap kegiatan FLP dan ketiga analisis pustaka berupa buku dan dokumen resmi FLP.
Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa industri fiksi yang dilakoni FLP telah berubah orientasi dari ideologi menuju industri. Namun hal itu dipandang oleh FLP sebagai sebuah kemenangan mereka dalam perlawanan terhadap industri seperti perlawanan tema fiksi, perlawanan pola distribusi dan perlawanan terhadap ekslusifitas karya fiksi. Namun sebenarnya yang terjadi adalah FLP telah dikomodifikasi, distandarisasi dan dimassifikasi untuk kepentingan industri. Hal tersebut adalah bentuk dominasi industri terhadap penulis.
Pen Circle Forum (Forum Lingkar Pena-FLP) is a phenomenal, interesting to study in view of the critical study of cultural industries. FLP was born to give enlightenment to the people of Indonesian, but in its development FLP lost when dealing with fiction Indonesia industry. Some things are more tragic is when the FLP was already providing the best in order to enlighten the reader Indonesia, but in fact it is superficial consciousness. Consciousness formed in the FLP that they've managed to take the fight to the theme of fiction Indonesia, resistance to the distribution pattern of resistance to the exclusion of works and works of fiction is really just another form of domination in which they have committed industrial commodification, standardization and massification to the FLP. For it is very decent when the study reveals how false consciousness is formed in the FLP and the show is actually happening is that the industry dominance of the FLP. Those things are very relevant to the Frankfurt School of critical theory approach, especially referring to Theodore W. Adorno thought that states that have taken place commodification, standardization and massification of cultural products to meet market needs. It made the authors are no longer independent in presenting their ideas for enlightenment in the midst of society.
Paradigm used in this study are critical to the type of paradigm of qualitative research. To collect data in the field used three techniques: first in-depth interview with the founder of FLP, FLP members and observers of Indonesia fiction or fiction industry. The second observation of the activities of FLP, and third analysis of literature in the form of books and official documents FLP.
The findings in the field shows that the industry acted fiction that FLP has changed the orientation of ideology into the industry. But it was viewed by the FLP as a victory in the fight against industrial fiction themes such as resistance, resistance patterns and the distribution of resistance to the exclusion of fiction. But actually what happens is commodification, standardization and massification by industry. It is a form of industrial domination of the author.