ABSTRAKRumah Sakit Islam Sari Asih Ar Rahmah (RSISAA) adalah Rumah Sakit
non profit yang didirikan dalam rangka melayani kaum dhuafa yang ada di kota
Tangerang. Sebagai rumah sakit yang baru beroperasi pada bulan November 2011
maka RSISAA dituntut untuk meningkatkan kinerjanya dengan baik. Banyak
studi (Denison, 1990; Goffee & Jones, 1998, Robins, 1996) mengindikasikan
bahwa perbaikan budaya organisasi akan meningkatkan efektivitas suatu
organisasi. Berdasarkan wawancara singkat penulis dengan direktur rumah sakit
didapatkan beberapa masalah seperti ketidakdisiplinan pegawai yang berulang dan
teguran surat peringatan yang dirasakan tidak adil mengindikasikan adanya
masalah budaya di RSISAA.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan budaya organisasi yang
disepakati oleh seluruh stakeholder dengan menggunakan pendekatan kerangka
persaingan nilai (Competing Value Framework) di RSISAA. Selain itu juga untuk
melihat apakah ada inkongruensi budaya organisasi antara tenaga manajerial dan
tenaga medis juga antar kriteria budaya. Penelitian ini merupakan suatu studi
survei penelitian analitik dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Sebagai subyek penelitian adalah yang termasuk kategori tenaga medis dan
manajerial di RSISAA dengan jumlah sampel minimal 20% dari populasi yang
dianggap dapat mewakili seluruh populasi dengan kriteria inklusi dan eksklusi
untuk memastikan keabsahan penelitian. Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner Organization Culture Assessment Instrument (OCAI) menilai 6 kriteria budaya yaitu 1.) Karakter Dominan, 2.) Kepemimpinan Organisasi, 3.)
Manajemen Personel, 4.) Perekat Organisasi, 5.)Strategi yang ditekankan dan
6)Kriteria Keberhasilan secara kuantitatif dan disajikan dalam bentuk grafik serta
dummy table mengikuti kerangka persaingan nilai (Competing Value Framework)
meliputi 4 tipe budaya dominan yaitu : 1.) Budaya Klan, 2.) Budaya Adhokrasi,
3.) Budaya Pasar dan 4.) Budaya Hierarki. Lalu hasil analisa meliputi : 1.)
Kekuatan Budaya, 2.) Kesenjangan budaya saat ini dan yang diharapkan dan 3.)
Kongruensi Budaya.
Dari penelitian ini ditemukan adanya dominasi budaya klan pada seluruh
pegawai juga pada tenaga medis dan manajerial dengan kekuatan budaya yang
lemah. Tampak adanya kecenderungan menuju budaya klan yang lebih kuat
sebagai tipe budaya yang kuat korelasinya dengan efektivitas organisasi. Untuk
memperkuat budaya klan dapat memanfaatkan nilai sesuai konsep budaya
organisasi islami (Alamsyah 2002) yang berkorelasi dengan budaya klan meliputi
ikhlas, jujur, menuntut ilmu, sabar, ta?awun (kerja tim) dan lain-lain Kongruensi
budaya cukup baik antara tenaga medis dan manajerial akan tetapi yang perlu
diwaspadai adalah makin melebarnya jarak budaya terutama pada budaya
adhokrasi dan hierarki mengindikasikan potensi konflik. Didapatkan juga
miskomunikasi antara persepsi direktur dan seluruh pegawai tentang budaya
organisasi. Hasil dari OCAI ini dapat dijadikan bahan masukan untuk RSISAA
memperbaiki budaya organisasi agar lebih menunjang efektivitas organisasi .
ABSTRACTSari Asih Ar Rahmah Islamic Hospital is a non profit hospital for the poor
in the city of Tangerang. As a new hospital that operate since November 2011, it
needs to make an improvement in its performance. Based on many studies
(Denison, 1990; Goffee & Jones, 1998, Robins, 1996) indicate that improvement
in organization culture will result in improvement on the organization
performance. From the short interview taken from the Director of Sari Asih Ar
Rahmah Islamic Hospital there are many problems found including repeated
employee indisciplinary act and notification letter that the employee think its
unjust indicate that there is a cultural problem in that hospital.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan budaya organisasi yang
disepakati oleh seluruh stakeholder dengan menggunakan pendekatan kerangka
persaingan nilai (Competing Value Framework) di RSISAA. Selain itu juga untuk
melihat apakah ada inkongruensi budaya organisasi antara tenaga manajerial dan
tenaga medis juga antar kriteria budaya.
The goal of this research is to found proper set of organization culture that
can be agreed upon all stakeholder using Competing Value Framework in Sari
Asih Ar Rahmah Islamic hospital. It also tried to find organization culture
incongruency between management and medical employee, and also
incongruency between various cultural criteria. This research can be categorized
as an analytic survey study with quantitative method. Chosen for the study subject
are those that can be categorized as medical and management employee in Sari
Asir Ar Rahmah Islamic Hospital with minimum sampel of 20% from population.
Inclusion and Exclution Criteria is also made to make sure the validity of this
research. Organization Culture Assesment Instrument (OCAI) Questionaire is used to assess 6 cultural criteria including : 1.) Dominant Characteristic, 2.)
Organization Leadership, 3.) Personel Management, 4,) Organization Glue, 5.)
Strategic Emphasis and 6.) Success Criteria quantitatively and shown in graphic
and dummy table according to Competing Value Framework into 4 culture type
that is : 1.) Clan Culture, 2.) Adhocracy Culture, 3.) Market Culture and 4.)
Hierarchy Culture. Analysis of organization culture including 1.) Culture Power,
2.) Discrepancey between Present Culture and Prefered Culuter and 3.) Culture
Congruency.
This study found that Clan Culture is dominant in all employee also
including medical and management employee with a weak culture power. Also it
shown tendency toward a stronger Clan Culture as a Culture type that have strong
correlation to organization effectiveness. To strengthen the Clan Culture it is
possible to used values based on Islamic Organization Culture (Alamsyah 2002)
tha correlate strongly to Clan Culture including Ikhlas (Sincerity), Honesty,
Science development, Patience, Ta?awun (teamworka) etc. There is a good
Culture congruency between medical and management employee but there is a
tendency toward widening cultural distance mainly in adhocracy and hierarchy
culture that have a potential to cause a conflict that needs to be anticipated. Also it
found a miscommunication problem between the perception of the director with
all the employee about the organization culture. The result of OCAI can be made
as an tools for RSISAA to fix its organization culture and supporting the
organization effectiveness.