Tesis ini berfokus pada hubungan Budaya sekolah (School Culture) dengan bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi di pondok pesantren. School culture yang dibahas meliputi nilai dan norma yang diyakini dan digunakan sebagai landasan
dalam proses pendidikan di pondok pesantren. Tesis ini juga mendeskripsikan relasi kekuasaan antara Kyai, Guru dan Santri. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif studi kasus dengan menjadikan pondok pesantren Miftahul Khaer sebagai objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai kultural dan nilai-nilai agama mendominasi seluruh proses pendidikan di pondok pesantren. Nilai-nilai ini berkontribusi dalam memberikan ruang bagi munculnya kekerasan dalam proses pendidikan di pondok pesantren. Nilai-nilai seperti konsep kepatuhan murid terhadap guru memberi ruang bagi guru untuk melakukan kekerasan. Bentuk kekerasan yang terjadi di pondok pesantren adalah kekerasan fisik yang diwujudkan dalam aturan tertulis. Bentuk kekerasan lainnya
adalah kekerasan psikis dalam bentuk intimidasi dan ancaman. Pelaku kekerasan adalah guru dan santri senior, sedangkan yang menjadi korban adalah santri junior. Relasi kekuasaan di pondok pesantren di dominasi oleh pimpinan pondok yang secara penuh mengendalikan kehidupan pesantren. Akhirnya penelitian ini
menyarankan bahwa pondok pesantren perlu mengembangkan model disiplin dengan meninggalkan cara-cara kekerasan yang selama ini digunakan. Selain itu, penelitian ini juga menyarankan pemerintah dan masyarakat agar berperan dengan lebih aktif dalam penyelenggaraan pendidikan di Pondok Pesantren.
This thesis focused on the relationship between the School Culture and forms ofviolence occured in islamic boarding school. School culture discussed herein comprises values and norms admitted and applied as the underlying bases of the schools education process. This also describes the relationship between the elders, teachers and pupils. This study is a qualitative case study by making the Miftahul Khaer boarding school as its object. The study result showed that both culturaland religious values dominate the whole education process in the school. Such values contributes providing gaps for violence to occur within the process of education in the school itself. Such values as pupils obedience toward teachers do give the teachers chance to act violent. Violences occured in the school are being physical which realized in expressed rules, while other form of violence are morepsychological by intimidations and threats. Subject of violence are teachers and senions pupils, while their victims are junior pupils. Relations of authority in the Islamic boarding school is dominated by its chairman who, absolutely controls the life of the school. This study suggests that islamic boarding school need to develop a disciplinary model by leaving behind violent manners applied thus far. In addition, this study also suggests that the government and the society to be more involved actively in education of the islamic boarding school.