Tesis ini membahas proses pembangunan dan perkembangan Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu tahun 1968-2010. Fokus penelitian ini menekankan pada perkembangan aktivitas pelabuhan sebagai pintu gerbang lalu lintas barang dalam perdagangan antar pulau maupun luar negeri di Propinsi Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif-analisis. Pelabuhan Pulau Baai merupakan pelabuhan lama Kerajaan Silebar yang direvitalisasi pada masa pemerintahan Orde Baru. Latar belakang pembangunan kembali pelabuhan Pulau Baai ini untuk menunjang aktivitas perdagangan komoditi ekspor yang dihasilkan oleh daerah belakang. Perkembangan aktivitas pelabuhan mengalami kemajuan seiring dengan peningkatan hasil produksi komoditi daerah belakang. Komoditi ekspor andalan berasal dari sektor pertambangan yaitu batu bara dan sektor perkebunan yaitu karet dan kelapa sawit olahan (Crude Palm Oil/CPO). Pelabuhan Pulau Baai dalam pelaksanaan operasional mengalami kendala yaitu sedimentasi yang tinggi yang menyebabkan alur pelayaran pelabuhan mengalami pendangkalan. Meskipun terjadi sedimentasi yang menghambat, namun tidak mempengaruhi aktivitas ekspor di Pelabuhan Pulau Baai yang semakin meningkat terutama sejak tahun 2000 dan mengalami kenaikan ekspor pada tahun 2010.
This thesis discusses the process of the establishment and development of the Pulau Baai Port in Bengkulu on 1968-2010. It emphasizes on the export-import activities of the port in the province of Bengkulu. This study uses the method of historical research by presenting the research results in the descriptive-analytical form. The study finds that the Pulau Baai Port is an old port of Silebar Empire which revitalized during the reign of the Orde Baru era. The background of rebuilding the Pulau Baai Port is to support the export of commodity from the hinterland products. The development of port activities were in line with the increase of the productions such as rubber, oil palm plantation (Crude Palm Oil/CPO) and coal which become the main good of commodity. Despite the Pulau Baai Port had obstacles as the consequence of high sedimentation the export activity at the Pulau Baai Port was rising since 2000 and reached its peak in 2010.