Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi pemanfaatan pos pembinaan terpadu lanjut usia di wilayah kerja puskesmas ciomas tahun 2012 dengan menggunakan metode deskriptif studi cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 216 orang. Analisis data menggunakan Uji kai kuadrat.
Hasil penelitian didapatkan pemanfaatan pos pembinaan terpadu lanjut usia di wilayah kerja puskesmas ciomas sangat rendah yaitu sebesar 23,6% dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya pemanfaatan pos pembinaan terpadu lanjut usia adalah pendidikan (P=0,01), pengetahuan (P=0,000), sikap (P=0,018), jarak dan transportasi (P=0,001), dukungan keluarga (P=0,000), peran petugas kesehatan (P=0,000), peran Kader (P=0,000), kebutuhan (P=0,000).
Untuk meningkatkan pemanfaatan pos pembinaan terpadu lanjut usia maka perlu dibentuk pos pembinaan terpadu lanjut usia di setiap RW, perlunya advokasi ke aparat desa untuk penyediaan sarana prasarana dan pemberian reward kepada kader yang aktif, sosialisasi keberadaan pos pembinaan terpadu lanjut usia kepada kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, lembaga swadaya masyarakat, PKK dan masyarakat, menambah kegiatan senam lansia, pengajian, keterampilan dan lain-lain di pos pembinaan terpadu lansia.
This study aims to determine what factors affect the utilization of integrated postal development in the region of elderly health centers in 2012 Ciomas using descriptive cross sectional study with a sample of 216 people. Test data analysis using quadratic kai.The results obtained integrated utilization of postal coaching elderly health centers in the region of very low Ciomas by 23.6% to the factors associated with low utilization of integrated coaching post is the education of older (P = 0.01), knowledge (P = 0.000), attitude (P = 0.018), and transport distance (P = 0.001), family support (P = 0.000), the role of health workers (P = 0.000), the role of Kader (P = 0.000), requirement (P = 0.000).To increase the utilization of integrated coaching post the elderly need to be established integrated coaching post at each RW elderly, the need for advocacy to village officials for the provision of infrastructure and provision of rewards to active cadres, socialization of the existence of integrated coaching post to the cadre of older, community leaders, religious leaders, nongovernmental organizations, PKK and the community, add gymnastics events elderly, recitals, and other skills in the elderly integrated coaching post.