ABSTRAKTesis ini membahas hubungan antara ketermanfaatan kaidah pembentukan istilah, yaitu
Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI) dengan keberterimaan istilah. Data penelitian
berasal dari pengguna istilah dan pembentuk istilah. Data pengguna istilah diambil dengan
cara mengujikan beberapa istilah yang dibentuk tidak dengan mengikuti kaidah
pembentukan (PUPI) dan tataejaan untuk melihat keberterimaannya. Data dari pembentuk
istilah diambil melalui wawancara tentang cara mereka membentuk istilah melalui
pengujian dengan memberikan mereka sepuluh istilah asing untuk dipadankan ke dalam
bahasa Indonesia. Penelitian memadukan metode kuantitatif dan kualitatif. Teori yang
digunakan dalam menganalisis data adalah gabungan antara metode pembentukan istilah
dan keberterimaan istilah yang diusulkan Haugen, Cabre, Moeliono, ISO TC/37, Pedoman
Umum Pembentukan Istilah (PUPI), dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa istilah yang dibentuk sesuai dengan pedoman PUPI memiliki tingkat
keberterimaan yang jauh lebih tinggi dari pada istilah yang dibentuk dengan mengabaikan
PUPI. Pengabaian pedoman (PUPI) disebabkan kekurangcermatan pembentuk istilah dalam
membentuk istilah.
AbstractThis thesis discusses the relationship between the use of term formation norms, the
General Guidelines for Term Formation (PUPI) and the acceptance of the terms.
Research data comes from the user of terminology and the terminologists. The data
from of the user of terminology were collected by testing out some terms that are
formed by following the rules of PUPI and EYD (the Enhanced Indonesian
Spellings) to see the acceptance. The data from the terminologist is taken from
interviews about how they form terms. It goes by giving them ten foreign terms to be
formed into Indonesian language. The study combines quantitative and qualitative
methods. Theories used in analyzing data is a combination of methods of term
formation and term acceptance proposed by Haugen, Cabre, Moeliono, ISO TC/37,
PUPI, and EYD. The results show that the terms formed in accordance with the
guidelines (PUPI) has a higher level of acceptance than those formed without
following PUPI guidelines. The negligence of terminologists in using guidelines
caused by their less carefulness and lack of mastery of PUPI, EYD, and other
grammatical matters.