ABSTRAKCampak atau kerumut dalam bahasa Banjar adalah salah satu penyakit
infeksi yang dapat di cegah dengan imunisasi dan masih masalah kesehatan di
Indonesia. Penyakit ini secara umum menyerang anak usia dibawah lima tahun
(balita) yang di sebabkan oleh virus morbili.
Di Kota Banjarmasin meskipun keberhasilan cakupan imunisasi campak
telah mencapai lebih dari 90%, dan kelurahan yang telah mencapai UCI sebanyak
51 kelurahan, namun demikian berdasarkan laporan surveilans dinas kesehatan
kota Banjarmasin selama 2011 dilaporkan telah terjadi kejadian luar biasa kasus
campak sebanyak 5 kali, dengan 147 kasus. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian campak pada anak
usia 0?59 bulan di Kota Banjarmasin Tahun 2011. Untuk itu digunakan
pendekatan desain kasus kontrol.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor utama yang berpengaruh
terhadap kejadian campak pada anak usia (0?59 bln) adalah pendidikan Ibu (OR=
13,88), pendidikan bapak (OR =6,33), status imunisasi campak (OR= 4,64), umur
anak (OR=2,46), sedangkan faktor yang bersifat protektif adalah vitamin A
(OR=0,34), dan penghasilan keluarga (OR=0,18).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa anak yang di imunisasi campak
mempunyai orang tua yang berpendidikan baik, berpenghasilan cukup dan
mendapat vitamin A dua kali dalam setahun dapat mengurangi angka kejadian
campak.
Dari hasil penelitian ini disarankan untuk memperbaiki kebenaran cakupan
imunisasi, memberikan pelatihan safe injection dan cold chain bagi petugas
pelaksana di puskesmas, penyuluhan kesehatan dengan bahasa daerah, pemberian
vitamin A dan memberikan prioritas peningkatan program pada daerah dengan
tingkat pendidikan Ibu dan Bapak yang rendah, serta berpenghasilan kurang
sebagai sasaran di Kota Banjarmasin untuk menurunkan angka kejadian campak
pada anak (0-59 bulan).
ABSTRACTMeasles or kerumut in Banjar is one of the infectious diseases that can be
prevented by immunization and health in Indonesia is still a problem. This disease
generally attacks children under five years of age (infants) which is caused by a
virus morbili.
In the city of Banjarmasin despite the success of measles immunization
coverage has reached more than 90%, and the village which has reached as many
as 51 villages UCI, however, based on surveillance reports Banjarmasin city
health department is reported to have occurred during the 2011 outbreak of
measles cases as much as 5 times, with 147 case. The study aims to determine the
factors associated with the incidence of measles in children aged 0-59 months in
the city of Banjarmasin in 2011. For that use case-control design approach.
The results showed that the main factors that influence the incidence of
measles in children aged (0-59 months) is the mother of education (OR = 13.88),
the father of education (OR = 6.33), measles immunization status (OR = 4.64 ),
age of child (OR = 2.46), whereas protective factors are vitamin A (OR = 0.34),
and family income (OR = 0.18).
This study concluded that children who have measles immunization in the
elderly are well educated, and have income sufficient vitamin A twice a year can
reduce the incidence of measles.
From these results it is advisable to fix the truth of immunization
coverage, providing safe injection training and cold chain for executive officers at
the health center, health education in local languages, provision of vitamin A and
gives priority to improve the program in areas with high levels of education are
low mother and father, as well as earn less as a target in the city of Banjarmasin to
reduce the incidence of measles in children (0-59 months).