Penelitian ini membahas kebijakan luar negeri dari Rusia dibawah Tsar Aleksander II dalam penjualan Alaska, yang mencakup hubungan antara Imperium Rusia dengan Koloninya di Alaska, dan hubungan antara Imperium Rusia dengan Negara-Negara Lainnya. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif-analitis dengan penerapan dari teori geopolitik dan teori hegemoni dalam analisa.
Hasil penelitan menjelaskan bahwa Kebijakan Aleksander II dalam menjual Alaska mencerminkan kepentingan pragmatis, dan didasari oleh pertimbangan-pertimbangan teknis, antara lain kondisi Perusahaan Rusia-Amerika yang tidak menguntungkan, Buruknya Perekonomian Rusia pasca Perang Krimea, serta Kebutuhan akan wilayah baru dari Amerika Serikat.
The focus of this study is the foreign policy of Russia under The Tsar Alexander II in the sale of Alaska, which includes the relationship between Russian empire and her colonies in Alaska, and the relationship between The Russian Empire with other countries. This research is a descriptive-analytical design research with application of geopolitics theory and hegemony theory in the analysis. The results suggested that Policies of Alexander II to sold Alaska reflects pragmatic interest, and based on technical considerations, including unprofitable condition of the Russian-American Company, depression of Russian Economy after Crimean War, and United State's need for new territory.