Sejak 2002 PT P, sebuah perusahaan swasta asing bergerak di bidang consumer goods dengan total karyawan hampir 450 orang tersebut, dipimpin oleh seorang top manajemen dengan perilaku kepemimpinan yang cendenmg menimbulkan munculnya berbagai reaksi negatif seperti keluhan, aduan mau pun indikasi menurunnya produktifitas di bidang-bidang non sales. Bahkan yang cukup memerlukan perhatian adalah mundurnya sejumlah manajer dan assistant manajer dalam masa jabatan top manajemen tersebut. Padahal manager dalam perusahaan tersebut merupakan inti dari gerak organisasi.
Manager menjadi jembatan komukasi antara Top manajemen yang notabenenya adalah wakil dari Kantor Pusat dengan karyawan. Melalui mereka visi, misi dan target disampaikan. Kondisi ini merupakan indikator adanya kekurangpuasan dari karyawan terhadap perilaku pimpinan. Ada perbedaan antara apa yang menjadi harapan dan kenyataan yang ditemui mereka.
Oleh karena itu penelitian ini bermaksud untuk memahami bagaimana pejabat top manaiemen tersebut menampilkan perilaku kepemimpinannya dengan meninjau harapan dan kenyataan menurut manajer. Dimana masalah kepemimpinan ini akan didekati melalui pendekatan transaksional-transformasional. Ada pun pengumpulan data akan menggunakan wawancara mendalam, dimana dalam studi kasus ini data akan diolah melalui metode analisa kualitatif.
Temuan diharapkan dapat menjadi umpan balik bagi top manajemen, agar ia bukan hanya dapat mengembangkan perilaku-perilaku yang lebih cocok untuk menjalankan fungsi dan tanggung-jawabnya di PT P tapi Iebih jauh, transformatif untuk mendorong ?inner drive manajer agar mengaktuaIisasi diri" secara optimal. sekaligus mendorong manager menjadi agen-agen transformasi.