ABSTRAKSkripsi ini mengenai bagaimana ruang yang dialami oleh penyendiri mengingat
ruang publik dan privat yang semakin rancu dalam batasannya. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan desain purposif. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang memengaruhi penyendiri dalam
mengalami ruang. Kegiatan yang dilakukan penyendiri di ruang publik
menciptakan fokus perhatian yang dapat menimbulkan ruang-ruang baru baginya
Ruang-ruang tersebut bersifat tidak kasat mata yang berada dalam ruang
interiornya sendiri. Hubungan ruang kasat mata dan tidak kasat mata ini adalah
faktor-faktor bagi penyendiri dalam mengalami ruangnya.
ABSTRACTThis study is about how space is experienced by a loner considering public and
private space is more ambiguous in the boundary. This research is using
qualitative purposive interpretive method. Results show that there are factors
affecting the loner in the experience of space. Activities conducted by a loner in
public space create a focus of attention that could produce new spaces for them.
These spaces are not visible inside their interior space of mind. The relationship of
visible and invisible space is the factor for a loner in the experience of space.