Dampak negatif pengunaan narkoba suntik adalah meningkatnya kasus HIV/AIDS. Terapi rumatan metadon bertujuan untuk mengurangi dampak buruk penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik. Sampai saat ini di Indonesia belum diketahui clinical pathway terapi rumatan metadon, sehingga belum adanya jaminan mutu layanan yang diberikan. Disamping itu belum diketahui besarnya biaya akibat sakit apabila seseorang menjalan terapi rumatan metadon.
Metode:Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya akibat sakit pada pasien yang menjalani terapi rumatan metadon. Biaya langsung adalah cost of treatment yang dihitung melalui clinical pathway dan biaya tak langsung meliputi biaya transportasi, konsumsi, produktifitas, tunggu dan biaya pendamping.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi rumatan metadon merupakan terapi rawat jalan dengan penyakit penyulit atau penyerta TBC, hepatits dan HIV/AIDS. Kebanyakan pasien adalah laki-laki dengan usia rata-rata 30,9 tahun, berpendidikan SMA dan bekerja di sektor nonformal. Sebagian pasien telah berobat lebih dari 2 tahun dengan transportasi motor. Biaya langsung untuk terapi rumatan metadon antara Rp.76.128.408 hingga Rp. 246.962.625. Biaya tak langsung untuk terapi rumatan metadon sebesar Rp.34.135.709.
Kesimpulan: Biaya akibat sakit pasien terapi rumatan metadon berkisar antara Rp.110.264.117 hingga Rp.281.098.334. Biaya langsung merupakan biaya yang cukup besar dibandingkan dengan biaya tak langsung. Produk layanan RSKO yang berkaitan dengan layanan terapi rumatan metadon yang memiliki CRR lebih dari 100% diantaranya USG dan HBV-DNA. Hasil sensitivity analysis terhadap biaya investasi, biaya pemeliharaan dan biaya tak langsung rumah sakit menghasilkan biaya terapi rumatan metadon sebesar Rp.44.597 perhari.
The raising of HIV AIDS cases is negative impact of injection drug use (IDU). Methadone therapy is aimed to reduce the negative impact of HIV AIDS transmission through IDU. Up to this moment, Indonesia has not had clinical pathway for methadone therapy. Thus, the service quality assurance has not existed yet. In addition, cost of illness in methadone therapy has not been explored. Method: This research aimed to analyze cost of illness for patients in methadone therapy. Direct cost related with therapy is the cost of treatment counted by clinical pathway. Indirect costs emerge in therapy including transportation cost, consumption, productivity, waiting cost and attendant cost. Result: Result showed that methadone therapy is an outpatient therapy with TBC, Hepatitis, and HIV AIDS as complicated diseases. Most patients who were ongoing methadone therapy were male with average age of 30.9 years, high school educated and working in informal sector. More of them had been in therapy for two years using motorcycle as a means of transportation. The amount of direct cost methadone therapy was beetwen 76,128,408 IDR to 246,962,625 IDR. The amount of indirect cost was 34,135,709 IDR. Conclusion: Cost of illness for patient in methadone therapy ranged from 110,264,117 to 281,098,334 IDR. Direct cost was higher than indirect cost. RSKO's service products related with methadone therapy having CRR more than 100% were USG and HBV-DNA. Sensitivity analysis of hospital investment, maintenance, and indirect cost resulted in daily methadone therapy of 44,597 IDR.