Studi hubungan self-construal (SC) dan subjective well-being (SWB) belakangan ini banyak menarik perhatian para ilmuwan psikologi. Studi terkini (Chang dkk, 2011) menemukan perbedaan pengaruh SC ke SWB ketika diujikan pada etnis Singapura-China dan Singapura-Malaysia. Pada budaya pertama, hubungan SC interdependen dengan SWB signifikan, sementara pada budaya kedua adalah sebaliknya.
Perbedaan hasil ini menarik minat peneliti untuk melakukan studi lebih lanjut pada budaya yang berbeda. Dalam hal ini, budaya yang dimaksud adalah Jawa. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi prediktor SWB pada orang Jawa, memahami kecenderungan SC, dan memahami hubungan SC dan SWB. Penelitian dilakukan dalam dua tahap: Studi 1 dan Studi 2. Studi 1 bertujuan untuk menemukan ranah-ranah kebahagiaan orang Jawa. Studi 2 bertujuan untuk mengetahui kecenderungan SC, SWB, dan memahami hubungan antara keduanya.
Jumlah responden pada Studi 1 adalah 54 orang. Pasa Studi 2 472 orang, yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Namun yang dapat dihitung datanya hanya 428 (148 laki-laki, 278 perempuan, 2 tidak mengisi jenis kelamin). Rata-rata usia responden adalah 19,82 tahun. Seluruh responden adalah mahasiswa, berasal dari IAIN Surabaya, IAIN Semarang, Univeritas Katolik Soegijapranata Semarang, dan Universitas Negeri Semarang.
Hasil studi menunjukkan adanya tiga ranah yang berpengaruh pada SWB responden, yaitu prestasi, hubungan dengan orang lain, dan keluarga. SC interdependen responden lebih tinggi dibanding SC independennya, serta ada korelasi signifikan antara SC dengan SWB. SC interdependen tidak berkontribusi signifikan terhadap SWB, sedangkan SC independen berkontribusi secara signifikan terhadap SWB.
The correlation between self-construal (SC) and subjective well-being (SWB) recently attracted much attention from scientists of psychology. A recent study (Chang et al, 2011) found differences in the influence of SC to SWB when tested in Singaporean-Chinese and Singaporean-Malaysian ethnic. In the first ethnic, interdependent SC correlate with SWB significantly, while in the second ethnic is opposite. This difference results attract researcher to conduct further studies on different cultures. In this case, the subject of the reseacrh is Javanese. The objective of study are to determine the factors which correlate with SWB, understand the tendency of SC, and to understand the correlation between SC and SWB. The study was conducted in two phases: Study 1 and Study 2. Study 1 aims to find happiness domains of the Javanese. Study 2 aims to identify trends of SC, SWB, and understand correlation between the SC dan SWB. Total respondents in Study 1 are 54 peoples. In Study 2 are 472 peoples, who came from East Java and Central Java. However, data that can be counted only 428 (148 male, 278 female, 2 missing). The average age of respondents was 19.82 years. All respondents were graduate students from IAIN Surabaya, IAIN Semarang, Catholic University of Soegijapranata-Semarang, and Semarang State University. The result of study shows that there are three domains which influence on SWB, i.e achievement, relationship with others, and family. Interdependent SC of respondents is higher than their independent SC, and there is significant correlation between SC and SWB. Interdependent SC did not contribute significantly to SWB, while the independent SC contribute significantly.