Di Indonesia angka insidens demam berdarah dengue (DBD) selalu menunjukkan peningkatan dan berpotensi untuk terjadinya kejadian luar biasa; tahun 2005 ? 43,42, tahun 2006 meningkat 52,48 dan tahun 2007 meningkat kembali 71,78. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran penyakit DBD di area makam dan faktor risiko lainnya berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Rancangan penelitian ini adalah studi ekologi dengan analisis spasial dan uji hipotesis.
Hasil penelitian berdasarkan analisis spasial menunjukkan keberadaan makam pada suatu wilayah kelurahan berkaitan dengan tingginya sebaran kasus DBD di wilayah tersebut. Begitu juga untuk kepadatan penduduk yang tinggi, banyaknya jumlah bangunan, angka bebas jentik (ABJ) yang rendah, terlihat juga memiliki sebaran kasus DBD yang tinggi. Secara statistik faktor resiko yang berhubungan signifikans dengan DBD adalah ABJ (p=0,00), suhu udara (p=0,05) dan kelembaban udara (p=0,05). Sedangkan curah hujan tidak ditemukan hubungan yang signifikans (p=0,96).
In Indonesia, the incidence rate of dengue hemorrhagic fever (DHF) has always shown an increase and the potential for the occurrence of outbreak; in 2005 - 42.43, in 2006 increased by 52.48 and in 2007 increased again 71.78. The purpose of this research is to describe of the DHF in the area of the tomb and other risk factors based on Geographic Information System (GIS). The design of this research is ecological study with spatial analysis and hypothesis testing. The results showed the existence of spatial analysis on the tomb in a village area due to the high distribution of DHF cases in the region. Others variable are the high population density, large number of buildings, number of free larvae (ABJ) low spatial also have a high distribution of DHF cases. Other risk factors statistically associated with DHF are ABJ significance (p=0.00), air temperature (p=0.05), humidity (p=0.05). Meanwhile, precipitation factor was not significance (p= 0.96).