Industri minyak dan gas dengan aktivitas eksplorasi dan produksi merupakan industri berbahaya dengan risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Kecelakaan kerja pada industri ini membawa dampak buruk bagi perusahaan karena dalam jangka panjang bisa berdampak pada keberlangsungan ijin operasi perusahaan di Indonesia.
Penelitian dilakukan pada perusahaan ABC, suatu perusahaan minyak dan gas multinasional yang beroperasi di Indonesia. Adanya peningkatan angka kecelakaan kerja yang signifikan menjadikan penelitian berfokus pada karyawan kontrak yang bekerja di divisi Onshore Operations.
Berdasarkan tinjauan teoritis, beberapa dimensi iklim keselamatan seperti komunikasi keselamatan, pelatihan dan kompetensi, pelaporan keselamatan, aturan keselamatan, tugas pekerjaan, komitmen manajemen, peran atasan, dan gaya kepemimpinan memiliki pengaruh pada iklim keselamatan.
Dari penelitian diketahui bahwa komunikasi keselamatan dan penugasan pekerjaan menjadi dimensi yang harus ditingkatkan untuk memperbaiki iklim keselamatan, sehingga dirancang berbagai program intervensi strategis untuk meningkatkan kinerja keselamatan di divisi Onshore Operations.