Latar belakang penelitian ini adalah fenomena penularan HIV melalui transmisi seksual dari Pengguna Narkoba Suntik (Penasun). Perilaku seksual yang tidak aman kerap dilakukan meskipun pengetahuan dari para pelaku tinggi. Asumsi dari penelitian ini adalah bahwa Penasun belum mengadopsi perilaku seksual aman karena terdapat kesenjangan. Penelitian menggunakan evaluasi strategi komunikasi HIV dengan Metateori Sense-Making (SM)-Brenda Dervin (1983). Tujuan penelitian adalah memahami bagaimana Penasun mendapatkan dan menggunakan informasi seksualitas sekaligus menggali kebutuhan dan kesenjangan. Metode penelitian adalah dengan menggunakan paradigma interpretif dengan pendekatan kualitatif-evaluatif.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Penasun mengalami berbagai kesenjangan informasi. Disimpulkan penelitian menunjukan bahwa dalam aspek seksualitas program tidak menjawab kebutuhan dari kompleks-nya seksualitas Penasun karena strategi terlalu umum sehingga tidak cukup berhasil.
This research focuses on the phenomenon of HIV transmission through sexual behaviour among Injecting Drug Users (IDUs). IDUs still engage in unsafe sexual behaviour despite their knowledge on HIV prevention is quite high. The assumption of this study is that IDUs have not been able to adopt safe sexual behavior offered by the HIV Program due to various gaps. This evaluation study offers an alternative research approach by using the metaphor of Sense-Making by Brenda Dervin (1983),based on a qualitative approach and interpretive paradigm. The purpose of this study is to understand how IDUs acquire and use information related to sexuality and their needs and to evaluate the gaps.
The results show that IDUs experience various barriers that prevent IDUs to adopt safe sexual behavior and HIV communication programs, especially those focused on aspects of sexuality, have not successfully changed IDUs sexual behavior.This is due to the generality of communication programs, which do not consider the life contexts of IDUs and can therefore not address the needs of IDUs in their own contexts.