Obesitas merupakan permasalahan gizi dunia dengan prevalensi yang meningkat setiap tahun. Berbagai permasalahan kesehatan timbul sebagai dampak dari kejadian obesitas terutama obesitas sentral. Pencegahan terhadap kejadian obesitas sentral tersebut perlu dilakukan dengan mengetahui faktor resiko yang berhubungan dengan obesitas sentral seperti pada tujuan penelitian ini.
Penelitian dengan desain cross sectional ini dilakukan pada bulan April-Mei 2012. Penelitian ini dilaksanakan di Polresta Depok dengan melibatkan 143 anggota Satuan Lalu-Lintas (Satlantas) dan Sumber Daya Manusia (Sumda) yang merupakan total populasi dari dua satuan tersebut. Variabel dependen dari penelitian ini adalah obesitas sentral yang diukur melalui lingkar pinggang dengan variabel independen yang meliputi usia, pendidikan terakhir, pangkat, pengetahuan, riwayat genetik gemuk, IMT dan persen lemak tubuh, aktivitas fisik, status merokok, serta asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, serat. Instrumen yang digunakan adalah pita ukur dan timbangan berat badan merk SECA, stadiometer, Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), kuesioner serta food model sebagai alat penunjang wawancara 3x24 hours food recall dengan hasil yang akan dianalisis menggunakan uji Chi-Square, t-test, korelasi regresi linier sederhana.
Hasil penelitian diperoleh rata-rata usia responden (39,85 ± 8,77) tahun, 89,5% berpendidikan ≤ SMA dan 69,4% berpangkat golongan 2. Responden yang memiliki riwayat genetik gemuk sebesar 79,7%. Rata-rata pengetahuan responden (60,46 ± 18,59) % dengan IMT (27,03 ± 3,57) dan persen lemak tubuh (25,74 ± 5,15) %. Berdasarkan distribusi gaya hidup, sebesar 67,1% responden memiliki aktivitas fisik tinggi dan 53,8% responden adalah perokok dengan tingkat ketergantungan sedang. Dari segi asupan gizi, rata-rata asupan energi adalah (65,92 ± 16,3) %, karbohidrat (36,99 ± 9,85) %, protein (84,99 ± 24,53) %, lemak (20,15 ± 7,37) % dan serat adalah (6,99 ± 3,19) g. Dari analisis bivariat, didapatkan hubungan yang signifikan antara IMT, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, riwayat genetik dan pendidikan dengan obesitas sentral (p < 0,05).
Penelitian ini dapat menjadi bukti bahwa kejadian obesitas sentral di Satlantas dan Sumda Polresta Depok cukup tinggi (46,2%). Dari hasil penelitian tersebut, disarankan agar Polresta Depok menyediakan pengukuran lingkar pinggang, persen lemak tubuh dan perhitungan nilai indeks massa tubuh (IMT), memperbarui jadwal olahraga, serta menyelenggarakan penyuluhan terkait obesitas sentral.
Obesity is a world nutritional problem accompanying case increase in each year. A variety of health problems appear as impact of obesity especially abdominal obesity in cases where the excessive fat fall in belly line. The prevention to abdominal obesity needs to be done as soon as possible by knowing some risk factors that have relationship with abdominal obesity like the objective of this study.This cross sectional study was held in April-Mei 2012 comprised 143 men of Satlantas and Sumda as total population from that two units. Dependent variables of this study was abdominal obesity that was measured by waist circumference and the independent variable consist of age, educational background, occupational status, nutritional knowledge, genetic history, Body Mass Index (BMI), Body Fat Percentage (BFP), physical activity and smoking status) and nutrient intake. Those variables were taken with the used of instruments such as tape measurement and weight scales ?SECA?, stadiometer, Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), questionnaire, and food models as supporting tools for 3x24 hours food recall. Data were analyzed by used of chi square, t-test, simple linier regression and correlation.The result of this study was got that the mean of age was (39,85 ± 8,77) years, 89,5% have educational background ≤ Senior High School, and 69,4% in 2nd occupational status. For about 79,7% respondents had obesity genetic history. While, the mean of nutritional knowledge was (60,46 ± 18,59) %, BMI (27,03 ± 3,57) and BFP (25,74 ± 5,15) %. According to life style distribution, 67,1% respondents have high physical activity and 53,8% respondents were moderate smoker. The mean of energy was (65,92 ± 16,3) % AKG, carbohydrate (36,99 ± 9,85) % of total energy AKG , protein (84,99 ± 24,53) % AKG, fat (20,15 ± 7,37) % of total energy AKG and fiber was (6,99 ± 3,19) g. Bivariate analyses showed that BMI, BFP, physical activity, genetic history and educational background were significantly associated with abdominal obesity (p < 0,05).This study can become evidence that abdominal obesity cases in Satlantas and Sumda Polresta Depok was precisely high (46,2%). From the result of this study, researcher suggest that Polresta Depok provides waist circumference measurement, BFP and BMI calculation, renews sport schedule for each unit, and holds socialization about abdominal obesity.