ABSTRAKManitol adalah gula poliol yang digunakan secara luas sebagai bahan tambahan
makanan dan eksipien farmasetika yang juga memiliki beberapa manfaat
kesehatan. Manitol dapat diproduksi baik melalui ekstraksi dari tumbuhan
Fraxinus ornus; proses hidrogenasi kimiawi; maupun biokonversi menggunakan
mikroorganisme. Proses biokonversi menggunakan mikroorganisme lebih banyak
dipilih terutama karena tidak dihasilkan sorbitol yang sulit dipisahkan. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum produksi manitol dengan
menggunakan resting cell khamir metilotrop isolat terpilih. Isolasi khamir
dilakukan dari tanah untuk mendapatkan khamir metilotrop yang berpotensi
menghasilkan manitol. Kemudian dilakukan skrining terhadap isolat yang
didapatkan dan tiga isolat UICC, yaitu Candida sp, Debaryomyces nepalensis dan
Debaryomyces hansenii. Optimasi fermentasi dilakukan dengan menetapkan
variasi terhadap waktu kultivasi, konsentrasi resting cell, konsentrasi substrat,
penambahan ammonium sulfat dan kondisi aerasi. Analisis produk dilakukan
menggunakan KCKT dengan kolom Waters dan detektor indeks bias (RID)
dengan laju alir 1,0 mL/menit dan volume injeksi 20 μ L. Hasil skrining
menunjukkan bahwa Debaryomyces hansenii adalah galur terpilih untuk
biokonversi manitol. Kondisi optimum biokonversi manitol dari setiap variabel
adalah fermentasi dengan 140 mg/mL resting cell selama 3 hari; penggunaan
fruktosa 10%; penambahan Ammonium Sulfat 0,75%; dan fermentasi
menggunakan volume media 15 ml dalam erlenmeyer 50 mL, dengan yield value
terbaik yang didapatkan adalah 61,15%.
AbstractMannitol is a polyol sugar widely used as food additive and pharmaceutical
excipient which also has health benefits. Mannitol can be produced by view ways,
such as the extraction from plant, Fraxinus ornus; the convertion of fructose into
mannitol by enzymatic process; and also bioconvertion by microorganism.
Bioconversion by microorganism is widely chosen mainly because it does not
produce sorbitol which is hard to be separated. The objective of this study was
obtaining optimum condition for the production of mannitol by using resting cell
of selected local isolated methylotropic yeast. Isolation from soil is done to get
methylotropic yeasts that have ability to produce mannitol. After that, screening
was done over the isolated yeast and UICC isolate, Candida sp, Debaryomyces
nepalensis dan Debaryomyces hansenii. From that prodecure, Debaryomyces
hansenii was known to be able to produce mannitol with highest value.
Optimation of fermentation was done by varying the cultivation time, resting cell
concentration, substrate concentration, ammonium sulphate addition and aeration
condition. Product analysis conducted using HPLC with Waters column and
refractive index detector (RID). It was showed that the optimum condition of each
variables are reached by fermentation of 140 mg/mL resting cell for three days;
fermentation with fructose 10%; fermentation with the addition of Ammonium
Sulphate 0,75%; and fermentation with the use of 15 ml media in erlenmeyer flask
50 mL, with the highest yield value 61,15%.