Sejak tahun 1984 sistem pemasyarakatan digunakan untuk menggantikan sistem kepenjaraan sebagai institusi pembinaan bagi pelaku tindak kriminal. Tujuan ideal lemba- ga pemasyarakatan sampai saat ini ternyata belum sesuai dengan kenyataan yang ada. Selain program yang sangat sukar dijalani juga kondisi yang terbentuk dalam lembaga pemasyarakatan, baik situasi sosial dan lingkungan fisik, menjadikan lembaga pemasyarakatan sukar mencapai tujuan- nya. Kondisi ini memberikan dampak negatif bagi perkembangan aspek psikologis penghuninya.
Lembaga pemasyarakatan tidak hanya diperuntukkan bagi orang dewasa namun juga untuk remaja. Pada masa remaja ini, konsep diri adalah aspek terpenting dalam diri remaja yang harus diperhatikan.
Kehidupan dalam lembaga pemasyarakatan mempengaruhi tiga proses yang terjadi dalgm pembentukan konsep diri, yaitu "reflected appraisal", "social comparison" dan "role internalization". Lingkungan lembaga pemasyarakatan yang unik dengan norma dan penghuninya yang pernah melakukan tindak kejahatan serta kecilnya berhubungan dengan pihak luar mempengaruhi konsep diri yang terbentuk dalam diri remaja delinkuen.
Lamanya masa hukuman menjadi faktor yang menentukan dalam proses pembentukan konsep diri, karena faktor-faktor dalam lembaga pemasyarakatan akan semakin berperan berdasarkan lamanya kehidupan dalam lembaga pemasyarakatan yang dijalani. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilihat konsep diri yang terbentuk pada remaja yang menjalani masa hukuman dalam lembaga pemasyarakatan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan cross-sectional dengan metode kuantitatif. Alat ukur berbentuk kuesioner, yaitu TSCS (tennesse Self Concept Scale). Subyek yang digunakan berjumlah 137 subyek.
Hasil penelitian menunjukkan subyek nemiliki konsep diri yang negatif. Konsep diri yang dimiliki oleh subyek juga cenderung semakin negatif selama menjalani masa hukumannya. Pendekatan cross-sectional yang digunakan memiliki kelemahan, yaitu tidak diikutinya seluruh proses yang terjadi untuk itu disarankan untuk melakukan studi dengan pendekatan "longitudinal".