ABSTRAKDi Sumatera Barat dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 telah terjadi
peningkatan jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan. Namun hal ini
tidak dibarengi dengan peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan, termasuk
pelayanan kesehatan rawat jalan. Demikian juga pemanfaatan pelayanan rawat
jalan di tingkat Kabupaten dan Kota, terdapat perbedaan persentase pemanfaatan,
dimana pemanfaatan terendah terdapat di Kabupaten Dharmasraya, sedangkan
yang tertinggi terdapat di Kota Sawahlunto.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pemanfaatan pelayanan
rawat jalan di institusi pelayanan Kabupaten Dharmasraya dan Kota Sawahlunto
Provinsi Sumatera Barat. Data sekunder yang digunakan adalah data Susenas
2007 dan Riskesdas 2007, dengan pendekatan kuantitatif dan desain Cross
Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penduduk yang menjadi
sampel Susenas 2007 dan Riskesdas 2007 di Kabupaten Dharmasraya dan Kota
Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat. Untuk mengetahui hubungan masingmasing
variabel digunakan analisis bivariat dengan uji kai kuadrat (chi-square),
setelah itu dilanjutkan dengan analisis multivariat menggunakan uji Regresi
Logistik Ganda pada derajat kemaknaan 95%.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa pemanfaatan pelayanan rawat jalan di
institusi pelayanan Kabupaten Dharmasraya dan Kota Sawahlunto Provinsi
Sumatera Barat tahun 2007 masih rendah. Faktor-faktor yang berhubungan adalah
umur, jenis kelamin, jarak ke fasilitas UKBM, dan lokasi. Dengan determinan
pemanfaatan rawat jalan adalah lokasi.
ABSTRACTThe society of health problem had increased from 2005 to 2008 in West Sumatera.
However, the utilization of health facilities did not increase, including the
ambulatory care facilities. Also, it was in the regency and the city had a gap in
percentage, that the utilization in Dharmasraya regency was lower while the
Sawahlunto city was higher.
This research aims to know the determination of ambulatory care utilization in
Dharmasraya regency and Sawahlunto city, West Sumatera province. The second
data having used is Susenas and Riskesdas data 2007, with quantitative approach
and Cross Sectional Design. The research population is all society, having been
the Susenas and Riskesdas samples 2007 in Dharmasraya regency and Sawahlunto
city, West Sumatera province. Bivariate analysis is the chi-square test used to
know the relationships each variable, then going on the multivariate analysis,
exactly Binary Regresi Logistic Test used, with confidence 95%.
Based on the analysis that ambulatory care utilization in the Dharmasraya regency
and Sawahlunto City West Sumatera Province 2007 are lower. The relating
factors is the age, gender, status, destination to health facilities (UKBM), location.
determination of ambulatory care utilization is location.