Masalah epidemi HIV/AIDS menjadi masalah luas yang mencakup juga masalah ekonomi dan sosial budaya. Di antara banyak pihak yang memberikan perhatian terhadap para odha (orang dengan HIV/AIDS), kaum relawan yang sengaja melibatkan diri pada LSM HIV/AIDS adalah salah satunya. Aktifitas yang dilakukan para relawan tersebut dapat dikatakan sebagai tingkah laku menolong. Tingkah laku menolong ini menjadi berbeda karena beberapa tantangan yang harus dihadapi seperti waktu yang cukup lama, tenaga, biaya serta masih adanya stigma di masyarakat terhadap odha.
Berkaitan dengan adanya pengorbanan yang dituntut dari para relawan, motivasi mereka menjadi penting untuk diperhatikan mengingat motivasilah yang menjadi penggerak suatu tingkah laku. Pengetahuan tentang motivasi ini penting bagi usaha-usaha mempertahankan dan meningkatkan motivasi para relawan.
Adapun bentuk-bentuk motivasi para relawan yang diteliti dalam penelitian ini adalah motivasi yang digunakan oleh Omoto & Snyder (1995) dalam suatu penelitian di Amerika Serikat yaitu, Value, community concern, understanding, personal development dan esteem enhancement. Selain motivasi, ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap tingkah laku menolong yaitu kepribadian. Faktor kepribadian ini menjadi penting karena kepribadian menentukan pola berespon seseorang secara internal, mental dan emosional terhadap lingkungannya. Dengan demikian, kepribadian ini jugalah yang berperan terhadap motivasi. Adapun aspek-aspek kepribadian yang diteliti pada penelitian ini adalah empathy, social responsibility' dan nurturance.
Selain bertujuan untuk memperoleh gambaran aspek-aspek kepribadian serta motivasi menolong para relawan, penelitian ini juga melihat hubungan antara setiap aspek kepribadian terhadap motivasi relawan. Ternyata ditemukan bahwa aspek nurturance yang berhubungan dengan semua jenis motivasi yang ada. Sedangkan aspek empathy dan social responsibility berkorelasi terhadap value dan understanding dan tidak berkorelasi dengan community concern, personal development dan esteem enhancement.
Salah satu hasil yang menarik dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan hasil antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat yaitu mengenai faktor utama yang berperan dalam tingkah laku menolong. Dalam banyak penelitian yang dilakukan para ahli, faktor utama yang mendorong seseorang untuk menolong adalah empathy. Sedangkan dalam penelitian ini yang yang lebih mendorong seseorang untuk menolong adalah nurturance. Apakah tingkat empathy masyarakat Indonesia lebih rendah daripada masyarakat Amerika? Untuk menjawab pertanyaan ini tentu diperlukan suatu penelitian khusus.
Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang relawan di tiga buah LSM HIV/AIDS di Jakarta yaitu Yayasan Pelita Ilmu, Mitra Indonesia dan Centra Mitra Muda. Adapun alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dengan bentuk skala likert.