ABSTRAK
Di Jakarta banyak terlihat anak usia sekolah yang karena keterbatasan
ekonomi keluarganya harus bekerja untuk mencari nafkah, di jalan-jalan atau tempat-
tempat umum lainnya. Bagi kita yang belum pernah terjun langsung dalam
kehidupan mereka mungkin akan membayangkan bahwa mereka adalah anak-anak
yang tidak berdaya, bodoh, tidak beruntung, sedih atau keadaan lain yang kurang
menguntungkan.
Secara teoritis disebutkan bahwa anak-anak yang berasal dari golongan sosial
ekonomi rendah cenderung memiliki harga diri yang rendah pula (Coopersmith, 1967
& Rice, 1981). Hal ini bertentangan dengan penelitian yang telah dilakukan pada
anak-anak jalanan di Jakarta. Pada kenyataannya mereka justru merasa bebas,
gembira, tidak keberatan akan pekerjaan yang dilakukan dan tetap optimis
memandang masa depannya serta yakin dapat merasa bahagia dalam hidupnya.
Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana gambaran taraf harga diri yang mereka
miliki.
Agaknya tantangan hidup dan stressor dari lingkungan tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan anak-anak jalanan. Dalam situasi seperti ini tentunya mereka
membutuhkan dukungan dan pertolongan dari pihak lain untuk dapat membantu.
Apalagi sebagian besar dari anak yang bekerja di jalan itu tidak tinggal bersama ayah
ibunya. Penelitian ini juga ingin melihat bagaimana gambaran taraf dukungan sosial
yang diperoleh anak-anak itu dari lingkungan sosialnya. Meskipun secara teoritis
dukungan sosial membawa pengaruh positif bagi perkembangan individu termasuk
pada perkembangan harga dirinya, dalam penelitian ini akan diuji apakah ada
hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan harga diri pada anak yang
bekerja di jalan, di Jakarta.
Subyek dalam penelitian ini berjumlah 34, adalah anak-anak yang bekerja di
jalan, dari lima wilayah di DKI Jakarta, berusia antara 7 sampai 12 tahun, mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan keluarganya. Sedangkan
alat ukur yang digunakan adalah kuesioner harga diri yang diadaptasi dari Self Esteem
Inventory yang dibuat oleh Coopersmith (1967) dan kuesioner dukungan sosial yang
diadaptasi dari social Provision Scale yang dibuat oleh Russel dan Cutrona (1986).
Untuk melihat ada atau tidaknya hubungan diantara kedua variabel yang diteliti,
digunakan teknik korelasi Pearson's Product Moment, dengan R=833 (signifikan pada
l.o.s 0,05 maupun 0,01). Hal ini berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara
dukungan sosial dan harga diri pada anak yang bekerja di jalan, di Jakarta.