Bahasa adalah suatu kemampuan yang penting dikuasai oleh anak. Terutama pada
usia di sekitar 18 bulan, di mana terjadi peningkatan jumlah kata yang pesat. Anak
tidak hanya cukup menambah jumlah kosakatanya, tetapi juga mengerti kata-kata
tersebut. Untuk dapat berkomunikasi penting bagi anak tidak hanya mengerti kata-
kata tetapi juga dapat mengucapkan kata-kata. Pada usia 16 - 24 bulan anak-anak
dapat mengucapkan sekitar 50 sampai 400 kata. Kata-kata ini sebagian besar
adalah kata benda yang mengacu pada objek yang dekat dengan kehidupan anak.
Kata-kata Iain yang dipelajari anak adalah nama binatang, makanan, dan
panggilan untuk orang-orang yang dekat dengan anak.
Menurut teori interaksionis, perkembangan bahasa anak tidak hanya dipengaruhi
oleh kemampuan anak untuk menguasai bahasa, tetapi juga ditentukan oleh faktor
interaksi anak dengan lingkungan. Faktor interaksi dan lingkungan ini tidaklah
sama untuk setiap tempat. Sayangnya, di Indonesia penelitian perkembangan
bahasa pada anak-anak yang berusia di bawah lima tahun masih Iangka, sehingga
tidak diketahui berapa jumlah kata yang dapat diucapkan pada anak yang berusia
di sekitar 18 bulan, serta jenis kata apa saja yang dikuasainya, penelitian ini
berusaha untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Hasil yang diperoleh adalah: pada anak yang berusia 16-18 bulan rata~rata jumlah
kata yang dapat diucapkan sebanyak 50 kata, pada anak yang berusia 18-20 bulan
rata-rata jumlah kata yang dapat diucapkan sebanyak 281 kata. Untuk keseluruhan
subyek, (usia 16-20 bulan) diperoleh rentang sebanyak 9 - 514 kata. Jenis kata
yang paling banyak dikuasai adalah kata benda, diikuti oleh kata kerja. Jenis kata
yang menyangkut waktu dan kata ganti orang jarang dikuasai oleh anak yang
berusia 16 - 20 bulan, bahkan jenis kata sambung belum dikuasai sama sekali.
Jenis kata seperti nama binatang, panggilan untuk orang mengalami perubahan
dalam proporsinya seiring dengan meningkatnya usia.
Secara umum hasil penelitian ini bersesuaian dengan teori. Beberapa hal yang
menarik adalah bahwa faktor-faktor seperli pendidikan ibu dan tingkat ekonomi
yang sama tidak menjamin anak mendapatkan rangsang bahasa yang sama.
Bentuk interaksi anak dengan orang dewasa juga tampak Iebih penting dari pada
dengan siapa atau seberapa banyak anak berinteraksi.