Penyakit kronik seperti hipertensi membutuhkan terapi jangka panjang, bahkan seumur hidup pasien. Lamanya terapi yang harus dijalani pasien hipertensi, sering membuat pasien menjadi tidak patuh terhadap terapinya. Konseling oleh apoteker merupakan cara efektif untuk mempertahankan atau meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapinya. Keterbatasan tenaga apoteker puskesmas di Indonesia, menyebabkan konseling tidak dapat dilakukan. Pemerintah sendiri mewajibkan puskesmas memasang poster sebagai sarana promosi kesehatan. Pada penelitian ini, media poster dimanfaatkan untuk tujuan memberi informasi kepada pasien terkait penyakit dan terapi hipertensi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan membandingkan seberapa jauh pemberian konseling dan pemasangan poster mempengaruhi tingkat kepatuhan dan nilai tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas Bakti Jaya Kota Depok. Pengukuran kepatuhan dilakukan dengan metode tidak langsung menggunakan kuesioner MMAS-8 (Morisky Medication Adherence Scale). Sampel merupakan pasien hipertensi yang dikumpulkan dari bulan Maret sampai Mei 2012.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konseling dapat meningkatkan kepatuhan (P=0,000), menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik (P=0,010 dan P=0,018), sedangkan pemasangan poster hanya efektif dalam meningkatkan kepatuhan (P=0,028). Terdapat perbedaan signifikan penurunan skor MMAS-8 antara kelompok konseling dan kelompok poster (P=0,017), dan tidak terdapat perbedaan signifikan penurunan nilai tekanan darah sistolik dan diastolik antara kelompok konseling dan poster (P=0,170 dan P=0,410).
The therapy for cronic disease such as hypertension may take a long time or even as long as patient?s lifetime. The length of therapy process that patient should take, sometimes make them not be comply with their therapy instructions. Counseling by pharmacist is an effective way to maintain or to increase their compliance to the therapy. Limitation of pharmacists in primary care in Indonesia may led education to the patients could not be done. The Government advocates sticking poster as a health promotion program in primary care. In this study, using poster to inform patients about disease and therapy hypertension.
The objective of this study was to know how far the patient counseling and sticking poster by pharmacist influenced patient?s adherence on taking their antihypertensive and systolic and diastolic blood pressure control in Bakti Jaya Primary Care, Depok. Patient?s adherence was measured by indirect method, using Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) Quesionaire. Sample were hypertensive patients, collected in March to May 2012.
The result showed that counseling effective in enhancing adherence (P=0.000) and reducing systolic and diastolic blood pressure (P=0.010 dan P=0.018), whereas sticking poster only effective in enhancing adherence (P=0.028). There were significant difference of decreasing score MMAS-8 between counseling group and poster group (P=0.017), there were not significant difference of decreasing systolic blood pressure and diastolic blood pressure between counseling group and poster group (P=0.170 and P=0.410).