Hasil survey RISKESDAS 2007 menunjukkan prevalensi anemia di Indonesia jika merujuk pada SK Menkes adalah sekitar 14,8%. Meskipun pravelensi tersebut dapat dikategorikan masalah kesehatan masyarakat tingkat ringan, namun terlihat adanya kesenjangan pada tingkat prevalensi anemia di berbagai wilayah di Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor wilayah, yaitu malaria, konsumsi makanan dan kemiskinan pada setiap provinsi di Indonesia dengan prevalensi anemia pada tahun 2007. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi ekologi (multiple group comparison) dengan uji statistik yang digunakan adalah regresi linear sederhana dan hanya dapat mewakili daerah perkotaan di Indonesia. Terdapat korelasi positif antara proporsi pengeluaran untuk konsumsi buah dan sayur dengan prevalensi anemia di tingkat provinsi (R =0,358 ; p = 0,041.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, variabel konsumsi makanan menunjukkaan kontribusi yang signifikan terhadap terjadinya anemia di Indonesia pada tahun 2007, namun faktor-faktor bias perlu diperhatikan, sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan di tingkat individu. Namun disarankan agar promosi mengenai gizi seimbang dapat lebih ditingkatkan, sehingga masyarakat mendapatkan pengetahuan komprehensif mengenai pola konsumsi agar terhindar dari kondisi anemia.
The survey results showed the prevalence of anemia, based on Basic Health Survey 2007 in Indonesia referring to the decree of Minister of Health is about 14.8%. Although anaemia prevalence in Indonesia can be categorized mild public health problem, but there is a gap in the prevalence of anemia in various regions in Indonesia.The purpose of this study was to identify the relationship between malaria, food consumption and poverty factors in each province in Indonesia with a prevalence of anemia in 2007. Study design which used in this study is the design of ecological studies (multiple group comparison) with a statistical test used is a simple linear regression and can only represent urban areas in Indonesia. There is a positive correlation between the proportion of expenditure on fruit and vegetable consumption with the prevalence of anemia at the provincial level (R = 0.358, p = 0.041.Based on these results, the variable showned that food consumption contributes significantly to the occurrence of anemia in Indonesia in 2007, but bias factor must be awarrned, so because of that, this result is still need advance research to get magnitude of association at individu levels. But, it is still expected that the promotion of balanced nutrition can be improved, so that people gain a comprehensive knowledge about good dietary pattern in order to avoid anemia condition.