Peningkatan lalu lintas penerbangan di bandara UPT, perlu dibarengi dengan peningkatan kapasitas bandara, yang membutuhkan dana tidak sedikit. Salah satu solusi keterbatasan dana dan kemampuan pelayanan pemerintah adalah skema KPS. Tahap pemilihan proyek dalam KPS menentukan kesuksesan tahap-tahap selanjutnya. Dalam melakukan pemilihan proyek ini, peneliti menggunakan metode AHP untuk mendapatkan bobot kriteria. Dengan kriteria yang ada, dilakukan penilaian masingmasing bandara sehingga didapatkan urutan nilai bandara, bandara dengan nilai tertinggi dianalisa kelayakan finansial dan dikelompokkan sesuai tingkat resikonya, terdapat tiga bandara menempati kuadran I (resiko rendah dan layak secara finansial), yaitu Bandara Radin Inten II-Lampung, Bandara Fatmawati Soekarno-Bengkulu dan Bandara Haluoleo-Kendari.
Increase in air traffic at UPT airports, need to be accompanied by an increase in airport capacity, that require a lot of fund. One solution to limited funding and the ability of government service is PPP Scheme. PPP project selection stage in determining the success of the next stage. In conducting the selection of this project, researchers used the AHP method to get the weights of criteria. With existing criteria, an assessment of each airport to get ranking of the airport. Airport with the highest value analyzed the financial feasibility and grouped according to level of risk. There are three airports occupy one quadrant (low risk and financially feasible). There are Radin Inten II Airport-Lampung, Fatmawati Soekarno Airport ? Bengkulu and Haluoleo Airports-Kendari.