ABSTRAKBertemunya dua kebudayaan yang berbeda pada satu lokasi yang
berdampingan akan menimbulkan kesenjangan, baik kesenjangan
sosial, ekonomi maupun, politik. Kesenjangan yang diakibatkan
oleh kerangka berpikir (frame of references) yang berbeda
mengakibatkan komunikasi yang tidak dua arah. PT. Freeport
Indonesia dengan budaya inovator dan masyarakat Amungme serta
Kamoro yang tradisionil mengalami hambatan dalam berkomunikasi
yang lancar Frame of references yang membentuk persepsi pada
masa lalu akan mungkin muncul kembali dikemudian hari untuk
menginterpretasikan peristiwa yang hampir sama (Erwin
P Bettinghaus,1987) Hal ini menjelaskan kerusuhan sosial yang
sering terjadi di Mimika.
Pentingnya komunikasi tersebut baik pada masyarakat tradisionil
yang menekankan komunikasi lisan (J.L. Fischer,1973) dan arti
komunikasi pada masyarakat kapitalis yang demikian penting (Jurgen Habermas, 1970) Serta karakteristik komunikasi tertulis dari budaya birokrasi (Max Weber, 1943) menuntut Suatu pendekatan manajemen komunikasi dan Strategi komunikasi agar
terjadi Suasana harmonis dan derap maju bersama dari tiga perbedaan yang ada.
Dengan pendekatan kualitatif Serta didukung wawancara
pembicaraan informal dan wawancara baku terbuka pada pihak yang
berkepentingan dan kompeten juga kajian literatur maka
pemgumpulan data dan analisis dapat dilakukan. Keterbatasan
penelitian mengakibatkan data yang didapat tidak dilengkapi dengan data primer.
Hasil temuan Studi ini menekankan pentingnya lembaga independen
yang dapat dipercaya untuk menjembatani berbagai macam
kepentingan yang berbeda. Strategi komunikasi yang disusun
dibagi dalam tiga periode yaitu periode jangka pendek jangka
menengah dan jangka panjang dengan tujuan yang berbeda dan
khalayak yang berbeda pula untuk masing-masing periode.