ABSTRAKKebakaran merupakan salah satu bentuk bencana yang dapat menimbulkan
dampak besar kepada manusia dan lingkungan. Selain itu kebakaran tersebut
dapat menyebabkan hilangnya nyawa manusia, kerugian material, kerusakan
dokumen, kerugian fasilitas, dan kerugian pada aset berharga lainnya. Sebagai
salah satu bandara internasional di Indonesia, Bandara Internasional Soekarno-
Hatta perlu menerapkan suatu sistem tanggap darurat yang baik untuk mencegah
dan menanggulangi kejadian kebakaran yang dapat saja terjadi di area lingkungan
bandara khususnya di Terminal 2, terminal dengan tingkat kepadatan penerbangan
dan pengunjung tertinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dan mengembangkan program tanggap darurat kebakaran di gedung terminal 2
bandara Soekarno-Hatta tahun 2012 dengan melihat pada sistem manajemen, tim
tanggap darurat, prosedur ERP, sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif,
pelatihan, dan komunikasi. Hasil audit dari ketujuh variabel tersebut kemudian
dibandingkan terhadap standar NFPA dan Peraturan-peraturan yang berlaku di
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen sudah memiliki
komitmen terhadap tanggap darurat kebakaran. Bandara Soekarno-Hatta belum
mememiliki tim tanggap darurat atau Response team yang aktif di lapangan.
Belum tersedianya prosedur evakuasi, jalur evakuasi, dan tempat berhimpun untuk
area wilayah terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Sedangkan dari penilaian ratarata
dari 5 elemen sistem sarana proteksi aktif menghasilkan nilai kesesuaian
sebesar 58.73%. Untuk 7 elemen sistem sarana proteksi pasif memperoleh nilai
kesesuaian 64,86%. Pelatihan kebakaran yang diberikan baru terdiri dari
pengetahuan dasar api, pengetahuan alat pemadam api ringan portable, teori
teknik pemadaman, serta praktik penggunaan alat pemadam api ringan, Namun
pelatihan mengenai P3K dan pelatihan evakuasi belum diadakan. Sedangkan
untuk item komunikasi darurat memiliki nilai kesesuaian 100% atau seluruhnya
sudah sesuai dengan peraturan yang ada. Pengembangan Program dilakukan pada
struktur organisasi, prosedur ERP, tanggung jawab tim ERP, jalur evakuasi,
assembly point, prosedur komunikasi, dan pelatihan tanggap darurat kebakaran.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sarana, prasarana, dan elemenelemen
tanggap darurat kebakaran pada terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta masih
perlu ditingkatkan.
AbstractFire is one of disaster which can cause huge impact to human and
environment. In addition, fire can cause losses of humans, material, documents,
facilities, and losses of other valuable assets. As one of international airport in
Indonesia, Soekarno-Hatta International Airport needs to implement a good fire
emergency response system as a prevention and mitigation against fire disaster
which may occur in airport area, especially in Terminal 2 which has the highest
density of flights and visitors in Indonesia. This study aims to understand and
develop fire emergency response program for Terminal 2 Building Soekarno-
Hatta International Airport 2012, based on management system, emergency
response team, ERP procedure, active protection systems, passive protectio n
systems, training and communication. Audit results of those 7 variables are then
compared to NFPA standard and regulations applied in Indonesia. The study
result that the management system has a commitment to the fire emergency
response. Soekarno-Hatta International Airport has not active emergency response
team in the field yet. Moreover, there are unavailability of evacuation procedure,
route, and assembly point for Terminal 2 area. Whereas the assessment of the
average of 5 active protection system elements means the suitability value of
58.73%. And for 7 passive protection system elements, the suitability value is
64.86%. The fire emergency training, which consists of fire basic knowledge,
lightweight portable fire extinguisher knowledge, theory of fighting technique,
and the practice of using lightweight extinguisher, but for first aidtraining and
evacuation training has not being held. For emergency communication item, the
suitability value is 100%, which means it has met the existing regulations.
Development program conducted on the organizational structure, ERP procedur,
ERP team responsibilities, evacuation routes, assembly points, communication
procedures, and emergency response training. The result of the study concludes
that the facilities, infrastructures, and emergency response elements of fire for
Terminal 2 Soekarno-Hatta International Airport still needs to be improved.