ABSTRAKKanker serviks menempati urutan pertama kanker terbanyak pada wanita di
RSCM. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya ketahanan hidup pasien
kanker serviks di Indonesia. Banyak pasien kanker serviks tidak melanjutkan
pemeriksaan setetelah didiagnosa kanker serviks karena keterbatasan biaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaaan ketahanan hidup lima tahun
antara pasien kanker serviks jaminan pembiayaan asuransi kesehatan dengan
pasien pembiayaan pribadi/non asuransi di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional
Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2007-2010. Penelitian menggunakan
desain studi analitik observasional dengan desain kohort retrospektif. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat perbedaan ketahanan hidup 5 tahun antara pasien
kanker serviks jaminan pembiayaan asuransi dengan pasien jaminan pribadi/non
asuransi (p = 0,001). Pasien kanker serviks jaminan pembiayaan pribadi/non
asuransi memiliki risiko kematian 5,18 kali (CI: 1,97-13,59) dibandingkan pasien
jaminan asuransi, setelah dikontrol diferensiasi sel, pendidikan, stadium kanker,
dan kadar hemoglobin.
AbstractCancer servix is the most frequent cancer occured for female in RSCM. The low
rate of 5-year survival rate cervical cancer patients caused by several factors. A lot
of diagnosed patients do not return to hospital for getting proper treatment
motivates by financial reasons. This research aim to see correlation of health
insurance with 5-year survival rate of cervical cancer patients at Dr. Cipto
Mangunkusumo National Hospital, Jakarta year 2007-2010. Result shows there is
correlation between health insurance status and 5 year survival rate of cervical
cancer patients (p value = 0,001). Patients who are not covered by insurance are
5,18 times (CI1,97-13,59) likely at death risk compare to insurance covered
patients. Rate adjusted with sel differentiation, education, stadium of cancer, and
hemoglobin rate as confounding variables.