Penyakit DBD telah menjadi global burden bagi negara-negara di sekitar Asia Tenggara dan Kawasan Pasifik Barat. Indonesia menyumbang 57% dari total kasus DBD di dunia (WHO, 2010). Kasus DBD terbanyak terjadi di DKI Jakarta disusul oleh Jawa Barat pada posisi kedua. Angka kejadian DBD Kota Bekasi tahun 2010 turun menjadi 2.445 kasus namun kasus kematian akibat DBD meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,CFR tahun 2010 sebesar 0,94% dari 0,65%. (Profil Kesehatan Kota Bekasi, 2010). Kelurahan Pengasinan adalah satu diantara empat kelurahan di kecamatan Rawalumbu yang melaporkan kasus DBD terbanyak. Di Kelurahan Pengasinan terjadi 2 kematian akibat DBD pada dua tahun terakhir.
Penelitian crossectional ini bertujuan untuk mengetahui faktor?faktor yang berhubungan dengan praktek masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi tahun 2012, sampel yang diambil adalah kepala keluarga sebanyak 105 responden dipilih dengan multi stage random sampling. Hasil penelitian ini menemukan bahwa partisipasi masyarakat pada pencegahan DBD rendah. Hanya 40,0% responden yang melakukan praktek pencegahan penyakit DBD. Faktor-faktor yang berhubungan dengan praktek pencegahan penyakit DBD adalah pendidikan, pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai, sarana, informasi, dan dukungan tokoh masyarakat, peergroup dan tetangga.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rendahnya partisipasi masyarakat dalam praktek pencegahan DBD karena rendahnya pengetahuan, sikap dan keyakinan responden terhadap PSN, rendahnya akses terhadap informasi serta rendahnya dukungan tokoh masyarakat, peergroup dan tetangga. Sehingga perlu adanya perhatian yang lebih pada upaya peningkatan pengetahuan sikap dan praktek masyarakat, salah satunya melalui penyediaan dan penyebarluasan media informasi mengenai DBD, serta meningkatkan kerjasama lintas sektor untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit DBD.
Dengue has become a global disease burden for countries around Southeast Asia and Western Pacific Region. Indonesia accounted for 57% of the total dengue cases in the world (WHO, 2010). Tha Highest incidence of dengue cases is Jakarta and followed by West Java in the second position. The incidence of DHF in Bekasi by the year of 2010 dropped to 2445 cases. But dengue fever deaths rise over the previous year, the CFR in 2010 amounted to 0.94% from 0.65% previously. (Bekasi Health Profile, 2010). Pengasinan Village is one of four villages in the districts that most reported cases of dengue. 2 deaths due to dengue fever occurred in the last two years in Pengasinan.This Crossectional study aims to determine the factors associated with the practice in the prevention of dengue fever in Pengasinan Rawalumbu districts Bekasi 2012, samples taken was the head of the family as much as 105 respondents selected by multi stage random sampling. The results of this study found that community participation in dengue prevention is low. Only 40.0% of respondents who practice dengue disease prevention. Factors associated with dengue disease prevention practice is education, knowledge, attitudes, beliefs, values, fasilities, information, and support of others.So it can be concluded that the low participation in dengue prevention practices because lack of knowledge, attitudes and beliefs of respondents to the PSN, low access to information and the low support community leaders and neighbors peergroup. Thus the need for more attention on efforts to increase knowledge, attitude and practice of community, through health promotion and dissemination of information about dengue fever in order to improve parsipasi community in efforts to prevent dengue.