Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh persepsi kepaduan tim dan interpretasi kecemasan kompetitif terhadap performa olahraga atlet. Lebih spesifik lagi, peneliti ingin mengetahui faktor apa yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap performa atlet, di antara faktor kepaduan tim dan interpretasi kecemasan kompetitif. Responden penelitian ini adalah atlet sepakbola (n=43) level amatir yang bermain di Liga Utama Sepakbola Kota Bengkulu. Setiap atlet mengisi modifikasi dari alat ukur kepaduan tim dan adaptasi kecemasan kompetitif pada saat 30-45 menit sebelum bertanding. Setelah bertanding, atlet mengisi modifikasi alat ukur kepuasan performa yang mengukur persepsi atlet terhadap performanya dalam pertandingan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kepaduan tim (β = .403, t(40,2) =2.90, p <.01) dan interpretasi kecemasan kompetitif (β = .289, t(40,2) = 2.12, p <.05) mempengaruhi performa olahraga atlet (R2 = .229, p <.01). Atlet yang mempunyai persepsi kepaduan tim tinggi dan interpretasi kecemasan kompetitif sebagai suatu hal yang fasilitatif, lebih mungkin mempunyai performa yang lebih baik dibandingkan atlet yang mempunyai persepsi kepaduan tim rendah dan interpretasi kecemasan kompetitif sebagai suatu hal yang mengganggu.
The general purpose of the present study was to determine the effects of team cohesion and athlete's interpretation of competitive state anxiety to their sport performance. Respondent were football's amatir athletes (n=43)who participated in major league football in Bengkulu city, Indonesia. Each athlete completed the modified team cohesion inventory, adaptation of competitive state anxiety inventory 30-45 minutes prior to a competion, and the modified of performance satisfaction scale, 10 minutes after the game. Result showed that athlete's perception about team cohesion (β = .403, t(40,2) =2.90, p <.01) and interpretation of competitive state anxiety (β = .289, t(40,2) = 2.12, p <.05) influencing athlete's performance (R2 = .229, p <.01). Athlete who perceived team cohesion is high and competitve anxiety as fasilitative may have a better performance than athletes who perceived team cohesion is low and competitve anxiety as debilitative.