Membahas soal kematian bisa menimbulkan sebuah pemberontakan yang menyimpan kepedihan pada setiap jiwa manusia; yaitu kesadaran dan keyakinan bahwa mati pasti akan tiba serta punahlah semua yang dicintai dan dinikmati dalam hidup ini. Kesadaran ini lalu memunculkan sebuah proses berupa penolakan bahwa masing-masing kita tidak mau mati. Setiap orang berusaha menghindari semua jalan yang mendekatkan ke pintu kematian.
Banyak orang bersikap seperti itu karena tak memahami apa sesungguhnya kematian. Kematian bagi mereka adalah misteri. Sesuatu yang tak dikenal memang cenderung untuk ditolak. Karena itu, buku ini mengajak pembaca untuk memahami lebih jauh apa itu kematian.
Buku ini juga telah meruntuhkan bayang-bayang kematian yang amat menakutkan itu. Ternyata, seperti dijelaskan buku ini, kematian adalah sesuatu yang indah. Menyelami lautan hakikatnya membuat hidup kita semakin optimis.
Buku karya Rektor saya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA, yang berjudul "Psikologi Kematian" ini menggambarkan kematian sebagai suatu yang berbeda dari pandangan banyak orang. Bahwa kematian selain pasti kita hadapi juga harus kita lewati dengan rasa optimisme. Sebuah topik menarik yang membuat saya memutuskan membeli buku ini, selain merasa punya kewajiban untuk mengenal lebih dekat Rektor saya tentunya (hahaha..). Tujuan buku ini pada akhirnya adalah merubah paradigma berpikir kebanyakan ummat mengenai kematian, dari ketakutan menjadi optimisme.
Ada bagian yang menarik dalam buku ini, ada sebuah ungkapan barat yang sesuai dengan makna kematian dalam Islam.
"Segala sesuatu yang pasti akan terjadi, berarti dekat"
Kita sebagai manusia sudah pasti tahu bahwa kita akan mati. Sehingga kematian adalah kepastian. Maka mati adalah dekat, bahkan lebih dekat dari kemungkinan-kemungkinan yang ada didunia. Mengapa? Karena waktu mati tidak ada seorangpun yang tahu.
Prof. Komaruddin yang bidang keahliannya memang di bidang filsafat agama menjabarkan hakikat kematian juga dari sisi filsafat. Beliau bercerita bagaimana filsuf Yunani, Socrates, dihukum mati karena keyakinannya, dan juga beberapa tokoh lainnya. Disini yang ditekankan adalah bagaimana orang-orang ini punya kebermaknaan sendiri dalam menghadapi kematian.
diambil dari : http://noura.mizan.com/index.php?fuseaction=buku_full&id=1710
http://www.nanyaterus.com/2012/09/psikologi-kematian-ubah-ketakutan-jadi.html