Perkembangan teknologi dan komunikasi telah menyebabkan banyak sekali perubahan dalam kehidupan manusia, khususnya dalam bidang perjanjian. Dua bentuk perjanjian sebagai akibat dari perkembangan teknologi itu adalah perjanjian Shrink Wrap Contract dan perjanjian Click Wrap Contract. Yang menjadi perhatian utama dari kedua perjanjian ini adalah legalitas dan keabsahannya, saat lahir dan berlakunya perjanjian, serta keabsahannya dari sudut pandang Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia. Penelitian yang penulis lakukan untuk menjawab hal tersebut adalah dengan penelitian hukum normatif dan menggunakan data sekunder. Dalam Shrink Wrap Contract, kesepakatan ditunjukkan dengan merobek plastik pembungkus kotak piranti lunak; sedangkan dalam perjanjian Click Wrap Contract, kesepakatan dilakukan dengan mengarahkan cursor dan menekannya pada pernyataan yang menandakan persetujuan seperti "I Agree" ataupun " Ok". Namun begitu, kedua perjanjian ini tetap dapat di katakan sebagai perjanjian yang sah dan mengikat para pihak, karena kedu perjanjian ini telah memenuhi seluruh unsur syarat sahnya perjanjian seperti yang terdapat dalam Pasal 1320 KUHPer. Perjanjian Shrink Wrap Contract mulai lahir sebagai perjanjian ketika pengguna merobek plastik pembungkus kotak piranti lunak, sedangkan perjanjian Click Wrap Contract mulai lahir dan mengikat ketika pengguna mengarahkan cursor kearah pernyataan setuju dan menekannya. Dari segi Hukum Perlindung Konsumen, hanya klausul -klausul yang bertentangan dengan Pasal 18 ayat (1) dan (2) UUPK saja yang dinyatakan batal demi hukum, selain itu perjanjian ini tetap dapat berlaku dan mengikat bagi para pihaknya.