Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
Penyakit ini dapat diderita oleh siapa saja tanpa membedakan jenis kelamin, usia, status sosial maupun status ekonomi
seseorang. Namun demikian, di wilayah yang kumuh, dimana tempat perkembangbiakan jentik mudah ditemukan,
diduga jumlah penderitanya akan tinggi jumlahnya. Dengan menggunakan data primer yang selanjutnya diolah dengan
menggunakan perangkat lunak sistem informasi geografis (SIG), jumlah penderita DBD tidak memiliki hubungan yang
positif dengan angka bebas jentik (ABJ), yang dipantau dari sumber air bersih di lingkungan rumah tinggal. Jumlah penderita memiliki hubungan dengan kekumuhan suatu wilayah, yakni adanya penumpukan barang bekas dan adanya genangan air. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan usia, dengan penyebab terserangnya penderita.
Dengue hemorrhagic fever is an infectious disease that contagious by Aedes aegypti mosquito?s bites. Anybody could infectious by this illness, without differentiate their sex, age, social status, and economic status as well. Nevertheless, at slum area, where mosquito?s
larva is easy to find, the number of infectious people is presuming high. By using primary data and analyze with geography information system (GIS), the study found that the number of infectious people of dengue fever do not have any positive correlation with larva amount, that was monitored through clean water in the surrounding neighborhood area. The number of infectious people have correlation with the dirty areas that caused by the piling of used articles and
inundate area. Gender and age do not have any influence with the number of infectious people.