Latar Belakang : Nyeri seringkali tidak dikelola dengan adekuat pada lebih kurang separo dari semua kasus bedah. 1 Sebuah konsep baru untuk mengurangi rasa nyeri dengan pemberian analgetik sebelum munculnya stimulus nyeri , lebih efektif dibandingkan pemberian analgetik setelah munculnya stimulus nyeri. Inilah prinsip dari preemptive analgesia.1 Nyeri pasca operasi dapat diatasi dengan penggunaan blok anestesi lokal, Opioid, obat anti inflamasi non steroid, atau kombinasi dari ketiganya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Ketorolak pra operasi pada nyeri Pasca Operasi pada pasien yang dilakukan operasi prostatektomi transuretral, di RSUP dr Sardjito Yogyakarta. Manfaat bagi pasien adalah meningkatnya kenyamanan dengan menurunnya sensasi nyeri pasca operasi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang, analitik, dan prospektif. Kami mengelompokkan pasien pembesaran prostat jinak (PPJ) dari bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012 di RSUP dr Sardjito Yogyakarta menjadi dua. Kelompok I diberikan Ketorolak 30 mg intravena dua kali sehari , sehari sebelum operasi dan pagi hari sebelum operasi . Kelompok II tidak diberikan Ketorolak preoperatif. Pasien dilakukan operasi prostatektomi transuretral dengan anastesi spinal. Setelah 24 jam pasca operasi, kami melakukan wawancara tentang sensasi nyeri dengan menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) . Kemudian dibandingkan antar kelompok I dan II.
Hasil: Duapuluh empat pasien termasuk dalam penelitian ini dengan rerata umur 66 tahun dengan usia paling muda 45 tahun dan tertua 80 tahun (sd 8,77744). Kelompok I ( 17 pasien ) , Skor VAS 1 hingga 7 dengan median 3 dan rerata 3,4118 ( sd 1,66053 ) . Kelompok II ( 7 pasien ) Skor VAS 1 hingga 8 dengan median 3 dan rerata 3,8571 ( sd 2,8357 ). Kami menghitung secara statistik menggunakan tes Mann-Witney U dengan p 0,951.
Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan nyeri pasca operasi yang bermakna antara pasien yang dilakukan operasi prostatektomi transuretral yang diberikan Ketorolak praoperasi dan yang tidak diberikan Ketorolak pra operasi.
Background : Pain is often not assesed adequately in about half of all surgical case. 1 There is a new concept to relief pain by administering analgesics before pain stimulus, which is more effective than when administered after pain stimulus. This is the principle of preemptive analgesia.1 Postoperative pain maybe controlled by the use of local anaesthetic block, opioids, non steroidal anti inflamatory drugs or combination of these. The aim of this study is to know the effect of preoperative Ketorolak on postoperative Transurethral Prostatectomy pain in Sardjito Hospital Yogyakarta. We expected to increase patients comfort by decreasing postoperative pain sensation.
Methods: This is a cross sectional, analitic, prospective study. We devide BPH patients - from October 2011 until February 2012 in Sardjito Hospital Yogyakarta - into two groups. Group I given Ketorolak 30 mg intravenously twice a day one day before operation day and in the morning before operation. Group II without Ketorolak preoperatively. Patient undergo Transurethral operation with spinal anaesthesia. After 24 hours ,postoperatively, we asses pain using Visual Analogue Scale (VAS) . And then we compare between Group I and Group II
Result: Twenty four patients were included in this study with mean of the age is 66 years old with the youngest 45 years old and the oldest 80 years old (sd 8,77744). Group I ( 17 patients) , VAS score 1 until 7 with median 3 and mean 3,4118 ( sd 1,66053 ) . Group II ( 7 patients ) VAS score 1 until 8 with median 3 and mean 3,8571 ( sd 2,8357 ). We count it using Mann-Witney U with p 0,951.
Conclusion: There is no significance difference of postoperative pain between Transurethral prostatectomy patients which administered and without Ketorolak preoperatively.