Gangguan kepadatan tulang (osteoporosis dan osteopenia) merupakan masalah kesehatan masyarakat utama yang disebabkan oleh banyak faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan kepadatan tulang pada kelompok usia dewasa (30-55 tahun) di daerah urban dan rural terpilih Provinsi Jawa Barat tahun 2012. Disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan sampel sebanyak 142 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012 di Pesona Khayangan, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok sebagai daerah urban dan Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor sebagai daerah rural Provinsi Jawa Barat. Prevalensi gangguan kepadatan tulang dalam penelitian ini sebesar 31,7% (4,2% osteoporosis dan 27,5% osteopenia).
Hasil analisis bivariat menunjukkan proporsi gangguan kepadatan tulang lebih banyak pada responden yang berusia ≥50 tahun (p-value=0,047) dan yang memiliki IMT <23,49 kg/m2 (p-value=0,003). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa responden yang memiliki IMT <23,49 kg/m2 akan mengalami gangguan kepadatan tulang sebesar 5,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki IMT >27,36 kg/m2 dan responden yang memiliki IMT 23,49-27,36 kg/m2 akan mengalami gangguan kepadatan tulang sebesar 2,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki IMT >27,36 kg/m2 setelah dikontrol variabel usia, asupan vitamin D dan asupan protein.
Pada penelitian ini, IMT merupakan faktor yang paling berhubungan dengan gangguan kepadatan tulang setelah dikontrol variabel usia, asupan vitamin D dan asupan protein. Semakin rendah IMT, semakin tinggi risiko gangguan kepadatan tulang.
Bone density disorder (osteoporosis and osteopenia) is a major public health problem caused by multifactor. The purpose of this study was to find out factors related to adult bone density disorder (30-55 years of age) in the selected urban and rural area, West Java Province, 2012. It used cross-sectional method and the sample was 142 respondents. The data was taken on May-June 2012 in Pesona Khayangan, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok as the urban area and Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor as the rural area. Prevalence of bone density disorder in this study was 31,7% (4,2% osteoporosis and 27,5% osteopenia). Bivariate analysis showed higher proportion of bone density disorder in respondent aged ≥50 years (p-value=0,047) and BMI <23,49 kg/m2 (p-value=0,003). Multivariate analysis verified that respondent with BMI <23,49 kg/m2 will 5,5 times higher to have bone density disorder than respondent with BMI >27,36 kg/m2 and respondent with BMI 23,49-27,36 kg/m2 will 2,2 times higher to have bone density disorder than respondent with BMI >27,36 kg/m2 after controlled by age, vitamin D and protein intake variable. In this study, BMI is the most related factor of bone density disorder after controlled by age, vitamin D and protein intake variable. The lower BMI, the higher risk of bone density disorder.