UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Efektivitas Antimalaria ekstrak Etanol dan air bayam duri (Amaranthus spinosus L) pada kultur Plasmodium falciparum in vitro = Antimalarial effects of Ethanol and water extracts of Amaranthus spinosus L on a culture of Plasmodium falciparum

Rochadi Arif Purnawan; Rahmawati Ridwan, supervisor; Rita Marleta dewi, supervisor; Freisleben, Hans-Joachim, examiner; Ani Retno Prijanti, examiner; Hendry Astuty, examiner (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012)

 Abstrak

Latar belakang. Bayam duri (Amaranthus spinosus L) merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efek antimalaria ekstrak etanol bayam duri (EEBD) dan ekstrak air bayam duri (EABD) pada kultur SDM yang diinfeksi dengan P. falciparum in vitro dan memeriksa kadar MDA dan GSH untuk melihat efek stres oksidatif SDM dan efek perlindungan antioksidan dari bayam duri kepada kultur.
Metode. Kultur SDM yang diinfeksi dengan P. falciparum diberi ekstrak etanol bayam duri (EEBD) dan ekstrak air bayam duri (EABD) dengan dosis 50, 100, 200, 400, 800, dan 1600 μg/ml. Persentase penghambatan terhadap pertumbuhan parasit oleh EEBD dan EABD dilakukan mengacu pada metode Purwatiningsih dan NAMRU-2. MDA diperiksa dengan methode Wills, dan GSH dengan metode Ellman.
Hasil. Pemberian EEBD dan EABD berpengaruh secara signifikan (p≤0,05) terhadap penghambatan pertumbuhan parasit. Persen penghambatan oleh EEBD pada dosis yang diberikan berkisar antara 12,4- 77,9%, sedang penghambatan oleh EABD berkisar antara 17,2- 81,4%. EABD menunjukkan persen penghambatan lebih tinggi dari EEBD. Analisis probit IC50 (Inhibitor Concentration terhadap P. falciparum sebesar 50%) terhadap kedua ekstrak, menunjukkan EABD mempunyai IC50 lebih baik dibandingkan dengan ekstrak etanol (243,89 vs 331,47 μg/ml). Hasil pemeriksaan MDA secara umum menunjukkan EABD menurunkan kadar MDA lebih baik dari EEBD. Penurunan kadar MDA berkisar antara (1,07-1,02 nmol/ml vs 1,12-1,10 nmol/ml), p≤0,05. Kadar GSH pada EABD dan EEBD memperlihatkan peningkat secara keseluruhan, yaitu (1,57-2,22 μmol/ml vs 1,40- 2,02 μmol/ml), p≤0,05. Dari penghitungan EABD menunjukkan peningkatan kadar yang lebih baik secara bermakna. Tetapi pada konsentrasi 1600 μg/ml terlihat peningkatan MDA dan penurunan GSH.
Kesimpulan. Kedua ekstrak yaitu EEBD dan EABD mempunyai effek antimalaria melalui persentase penghambatan, penurunan kadar MDA dan kenaikan kadar GSH yang signifikan pada kadar ekstrak 50, 100, 200, 400, 800, dan 1600 μg/ml. Pada konsentrasi 1600 μg/ml, terlihat peningkatan MDA dan penurunan GSH, tetapi persen penghambatan tetap terlihat baik. Secara umum EABD menunjukkan hasil yang lebih baik dari EEBD.

Background. Amaranthus spinosus L or spiny Amaranth was screened for antimalarial effects. The aim was to analyze ethanol and water extracts of A. spinosus (EEBD and EABD) in a human erythrocyte culture infected with P. falciparum in vitro. The levels of MDA and GSH were also examined.
Methods. Percentage inhibition of parasite growth was analyzed according to Purwatiningsih and NAMRU-2 methods. MDA and GSH were analyzed by the Wills and Ellman methods, respectively. The human erythrocyte cultures infected with P. falciparum, and were treated with ethanol and water extracts of spiny Amaranth (EEBD and EABD) at concentrations of 50, 100, 200, 400, 800, and 1600 μg/ml.
Results. Both the EEBD and EABD showed significant inhibition effects on parasite growth (p ≤ 0.05). Percent inhibition of EEBD ranged from 12.4 to 77.9%, while inhibition by EABD ranged between 17.2 and 81.4%, higher than EEBD. IC50 (inhibitory concentration against P. falciparum by 50%) of EABD was lower than of EEBD (243.89 vs 331.47 μg/ml). Generally, the MDA levels were lower with EABD than with EEBD. Decreased levels of MDA ranged from (1.07 to 1.02 nmol / ml vs 1.12 to 1.10 nmol / ml) (p ≤ 0.05). GSH levels with EABD vs EEBD are generally increased (1.57 to 2.22 μmol / ml vs 1.40 to 2.02 μmol / ml; p ≤ 0.05). EABD was more effective than EEBD. However, at a concentration of 1600 μg / ml, MDA level was increased and the GSH level decreased.
Conclusion. Both extracts, EEBD and EABD show antimalarial effects through inhibition of parasite growth. Moreover, they significantly decrease levels of MDA and increase levels of GSH. In general, EABD showed better antimalarial and antioxidant effects than EEBD.

 File Digital: 1

Shelf
 T-Rochadi Arif Purnawan.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xiii, 63 pages ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-23-98391817 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20330221
Cover