Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) Tipe 1 merupakan penyakit kronis yang berlangsung seumur hidup dan membutuhkan pendekatan multidisiplin dari profesional kesehatan yang terkait di bidangnya. Edukator diabetes merupakan tenaga kesehatan yang bertugas membantu penderita diabetes mengubah perilaku hidup penderita untuk mencapai status kesehatan yang optimal dengan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga. Saat ini edukator DM tipe 1 pada anak di Indonesia belum terbentuk. Diperlukan model pelatihan yang efektif untuk membentuk edukator DM tipe 1.
Tujuan: Untuk membuat model pelatihan edukator DM Tipe 1 dan mengetahui efektifitas model pelatihan dalam membentuk kompetensi edukator DM tipe 1 pada anak.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode mixed methods yang menggabungkan data kualitatif dan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu perencanaan dengan melakukan focus group discussion (FGD) atau diskusi kelompok terfokus, pelaksanaan pelatihan, dan evaluasi pelatihan dengan pendekatan Kirkpatrics.
Hasil: Pelatihan diikuti oleh 31 peserta dari 13 propinsi di Indonesia. Sebagian besar peserta (94,6%) puas dengan pelaksanaan pelatihan, terdapat peningkatan pengetahuan peserta dari nilai rata-rata pretest sebesar 71,6% menjadi 77,8% dan bermakna secara statistik dengan nilai p 0,00. Sebanyak 77,4% peserta lulus dalam ujian OSCE dengan tingkat kelulusan lebih dari 5 stasion. Umumnya peserta dapat menerapkan hasil pelatihan (92,8%) dan memberikan kontribusi nyata dan perbaikan terhadap organisasi (66,7%).
Kesimpulan: Telah terbentuk model pelatihan edukator DM tipe 1. Model pelatihan ini dapat membentuk kompetensi edukator diabetes berdasarkan reaksi peserta pelatihan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan edukator diabetes, penerapan hasil pelatihan, dan kontribusi terhadap organisasi.
Background: Type 1 diabetes mellitus (DM) is a lifelong chronic illness which need professional multidiciplinnary approaches. Educators for diabetic patients are medical personnels who help these patients modify their life styles in order to achieve the optimum health status, by giving proper education to patients and their family. Currently, educators for type 1 DM in Indonesia are not available. An effective training model would be needed to create a good educator. Objective: This study aimed to created a training model for type 1 DM educators and further to evaluate its effectiveness in building a competent type 1 DM educators for children. Method: This is a mixed methods study which combined both qualitative and quantitative data. This study was done in three steps: (i) planning by doing a focus group discussion, (ii) training, and (iii) training evaluation with Kirkpatrics approach. Result: Thirty one candidates from 13 province participated in this study. Most candidates (94,6%) were satisfied with the training program. The mean pre-post score were increased from 71,6% to 77,8%, statistically significant (p=0.00). About 77,4% candidates passed the OSCE examinations. Most candidates (92,8%) were able to implement the training program and gave real contribution for the organization progress (66,7%). Conclusion: A new training model for type 1 DM educators has been established. This model is able to build a competent educators for DM. Evaluation was done based on the participan’s response during training, increase of knowledge and skill, and their implementation, and also their contribution for organization.