Infeksi Soil-Transmitted Helmiths (STH) umum terjadi di negara tropis seperti Indonesia. Orang yang pekerjaannya menuntut kontak dengan tanah seperti pekerja kebun menjadikan mereka beresiko terinfeksi STH. Tujuan riset ini adalah mengetahui efek penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan perilaku melindungi diri dari infeksi STH pada pekerja kebun pada perkebunan X di Pacet, Cianjur, Jawa Barat. Selain efek dari penyuluhan, riset ini juga mempelajari pengaruh faktor lain terhadap pengetahuan. Desain riset yang digunakan adalah pre-post study. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai 42 plantation workers menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan program SPSS 11.5. Pada hasil analisis terdapat 52,4% PW laki-laki, 69% lulusan Sekolah Dasar, 59,5% tidak pernah terinfeksi cacing STH, dan 52,4% tidak mengetahui orang sekitar yang pernah cacingan. Secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara perilaku melindungi diri terkait infeksi STH dengan gender (Mann-Whitney, p>0,05), tingkat pendidikan (one way ANOVA, p>0,05), riwayat infeksi (T-independent, p>0,05), dan riwayat infeksi sekitar (T-independent, p>0,05). Peningkatan pengetahuan perilaku setelah penyuluhan tidak berbeda bermakna dengan pendidikan (Mann-Whitney, p>0,05) dan riwayat infeksi sekitar (Mann-Whitney, p>0,05), namun berbeda bermakna dengan gender (Mann-Whitney, p<0,05) dan riwayat infeksi (Mann- Whitney, p<0,05). Setelah penyuluhan, pengetahuan mengenai perilaku melindungi diri berbeda bermakna dengan sebelum penyuluhan (Wilcoxon, p<0,05). Dapat disimpulkan, penyuluhan efektif dalam meningkatkan pengetahuan PW mengenai perilaku melindungi diri dari infeksi STH. Peningkatan pengetahuan berhubungan dengan gender dan riwayat infeksi, namun tidak berhubungan dengan latarbelakang pendidikan dan riwayat infeksi sekitar.
Soil-Transmitted Helminths (STH) infection commonly happens in tropical county such as Indonesia. People whose work require them to have contact with soil have risk to acquire STH infection. The aim of this research is to know the effect of health education on improving the knowledge of protective behavior against STH infection among plantation worker of plantation X in Pacet, Cianjur, West Java. Other factors influencing the knowledge and its improvement also were investigated. The design used was pre-post study. Data was gathered through interviewing 42 plantation workers based on questionnaires. Analysis was done using SPSS 11.5 program. Result exhibited 52,4% were male, 69% elemetary school graduates, 59,5% had never been infected with STH, and 52,4% did not have surrounding people infected with STH. Protective behavior had no significant difference with gender (Mann-Whitney, p>0,05), education level (one way ANOVA, p>0,05), infected history (T- independent, p>0,05), and surrounding infected history (T-independent, p>0,05). Knowledge improvement after health education had no significant difference with education level (Mann-Whitney, p>0,05) and surrounding infected history (Mann- Whitney, p>0,05), but had significant difference with gender (Mann-Whitney, p<0,05) and infected history (Mann-Whitney, p<0,05). After health education, students’ knowledge showed significant difference than before education (Wilcoxon test, p<0,05). In conclusion, health education is effective in improving students’ knowledge of protective behavior against STH infection. Knowledge increase is associated with gender and infected history but not associated with educational background and surrounding infected history.