UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Hubungan infeksi HIV/AIDS dengan tingkat keparahan erupsi obat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta = Association between HIV/AIDS infection and severity of drug eruption in Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta

Abirianty Priandani Araminta; Evita Halim Effendi, supervisor (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011)

 Abstrak

Erupsi obat atau reaksi kulit terhadap obat merupakan reaksi simpang yang paling sering terjadi. Pasien dengan infeksi HIV/AIDS positif memiliki risiko yang lebih besar mengalami erupsi obat dibandingkan populasi umum, yang selanjutnya dapat berpengaruh pada pilihan terapi untuk pasien. Tingkat keparahan erupsi obat memiliki rentang yang luas dan beberapa mungkin sulit untuk ditangani dan mengancam nyawa. Studi ini menilai peran infeksi HIV/AIDS sebagai faktor risiko terhadap tingkat keparahan erupsi obat. Studi retrospektif kohort pada erupsi obat dilakukan selama 5 tahun (2004-2008), dengan perhatian khusus pada manifestasi klinis dan tingkat keparahannya. Erupsi makulopapular, fixed drug eruption (FDE), sindroma Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksik (SSJ- NET), eritroderma, dan eritema multiforme merupakan manifestasi klinis yang paling sering ditemukan dari 691 pasien. Data terkumpul mencakup 33 pasien dengan infeksi HIV/AIDS positif dianalisis menggunakan uji Chi-square. Erupsi obat dengan tingkat keparahan berat ditemukan pada 60.6% pasien dengan infeksi HIV/AIDS positif dibandingkan dengan 39.4% pada populasi non-HIV/AIDS dengan nilai P = 0.001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada pasien erupsi obat, tingkat keparahan erupsi obat berhubungan dengan infeksi HIV/AIDS.

Cutaneous adverse drug reactions (CADR) are the most frequently occurring adverse reaction to drugs. HIV-infected patients have a higher risk of developing cutaneous drug reactions than the general population, which in later has a significant impact on patients' current and future treatment options. The severity of drug eruption varies greatly and some may be difficult to manage and life- threatening. This study evaluated the role of HIV/AIDS infection as risk factor to the severity of drug eruption. A cohort retrospective study on drug eruption was conducted during 5 years period (2004-2008), with special interest on clinical type of lesion and its severity. The most prominent clinical type shown from 691 patients were maculopapular eruption, fixed drug eruption (FDE), Stevens- Johnson syndrome and toxic epidermal necrolysis (SJS-TEN), erythroderma, and erythema multiforme. The collected data consist of 33 patients (4.78%) with positive HIV/AIDS infection were analyzed using Chi-square. Severe drug eruptions were occured in 60.6% of patients with positive HIV/AIDS infection, compared with 39.4% in negative HIV/AIDS infection group with P value = 0.001. The results showed that in patients with drug eruption, HIV/AIDS infection was associated with severity of drug eruption.

 File Digital: 1

Shelf
 S-Abirianty Priandini Araminta.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : x, 48 hlm. : ill. ; 28 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-Pdf 14-22-34109442 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20332447
Cover