Latar belakang: Penelitian diabetes di daerah rural Indonesia masih sangat sedikit. Hasil suatu penelitian epidemiologi komunitas diperlukan untuk pengambilan kebijakan penanggulangan penyakit di suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi diabetes serta pengetahuan masyarakat di Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.
Metode: Penelitian potong lintang ?Ende Diabetes Study? dilaksanakan di Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende untuk memperoleh prevalensi diabetes dan pengetahuan masyarakat tentang diabetes. Penelitian ini menggunakan metode cluster random sampling terhadap total penduduk Kecamatan Nangapanda yang berjumlah 19,756 jiwa. Dari kerangka sampel sebanyak 1800 subjek dewasa yang diskrining pada tahun 2008 dan 2009, sebanyak 125 subjek terdiagnosis sebagai diabetes atau GDPT (glukosa darah puasa terganggu). Seluruh subjek yang terdiagnosis diabetes dan GDPT masuk dalam penelitian ini, ditambah 218 subjek yang pada skrining 2008 dan 2009 memiliki kadar glukosa darah normal. Setiap subjek penelitian menjalani anamnesis umum, wawancara (anamnesis) nutrisi, pemeriksaan fisis lengkap, dan pemeriksaan laboratorium (darah dan urin). Data-data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS 13.0.
Hasil: Sebanyak 343 subjek terlibat dalam penelitian ini. Prevalensi diabetes menggunakan kriteria kadar glukosa darah puasa atau kadar GD2PP (glukosa darah 2 jam pasca-pembebanan) pada penduduk Nangapanda adalah 2%, dengan kriteria glukosa darah 2 jam pasca-pembebanan didapatkan prevalensi sebesar 1,56%, sementara
menggunakan tolok ukur HbA1c adalah 2,83%. Prevalensi TGT (toleransi glukosa terganggu) 2,2%, sementara GDPT (glukosa darah puasa terganggu) 6,2%. Sebanyak 71,1% penduduk Nangapanda memiliki pengetahuan yang cukup mengenai diabetes.
Kesimpulan: Prevalensi diabetes pada penduduk Nangapanda adalah 2% (memakai kriteria glukosa darah puasa atau 2 jam pasca-beban glukosa) dan 1,56% dengan kriteria 2 jam pasca-beban glukosa. Sebanyak 71,1% penduduk Nangapanda memiliki pengetahuan yang cukup mengenai diabetes.
AbstractBackground: There are only few studies about diabetes in rural area in Indonesia. Epidemiological study are needed to formulate health policy of disease management in specific area. The aim of this study was to find the prevalence of diabetes and knowledge of diabetes among the community in Nangapanda Village, Ende District, East Nusa Tenggara.
Methods: A cross-sectional study ?Ende Diabetes Study? was conducted in Nangapanda Village. This study use cluster random sampling method to a total number of 19756 residents in Nangapanda village. From the sampling frame of 1800 adult subjects who underwent screening with glucometer in 2008 and 2009, 125 subjects have been diagnosed as diabetes or impaired fasting glucose (IFG). All of the subjects who were diagnosed as diabetes or IFG from the previous screening and 218 subjects from control (normal subjects in the 2008 and 2009 screening) were included in the present study. Each subject underwent general anamnesis, nutritional interview, complete physical examinations, and laboratory test (blood and urine). The data were analyzed using SPSS 13.0.
Results: There were 343 subjects in this study. The prevalence of diabetes in Nangapanda using blood glucose criteria (using fasting and post-glucose load values) was 2%; using post glucose load criteria, the prevalence of DM was 1.56%; while with HbA1c criteria, the prevalence was 2.83%. The prevalence of impaired glucose tolerance (IGT) was 2.2%, and IFG was 6.2%. A number of 71.1% Nangapanda residents have sufficient knowledge about diabetes.
Conclusion: Prevalence of diabetes in Nangapanda (using fasting and post-glucose load criteria) was 2% and 1.56% (using post-glucose load values). As much as 71.1% of Nangapanda residents have sufficient knowledge about diabetes.