Latar belakang: Bayamduri (Amaranthus spinosus L.) dan sambiloto (Andrographis paniculata Burm F) adalah herbal tradisional yang digunakan untuk pengobatan malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas anti malaria skizontisidal kombinasi kedua ekstrak terhadap mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei.
Metode: Mencit jantan (galur Balb/c) dengan berat 28-30 g, 7-8 minggu, dibagi menjadi 5 kelompok secara acak, tiap kelompok terdiri atas 4 ekor mencit. Kelompok A: kontrol negatif, kelompok perlakuan dengan ekstrak tanaman (kelompok B, C, D) diberikan 1 kali per hari selama 7 hari. Kelompok B: Amaranthus 10 mg/kgBB, kelompok C: Andrographis 2 mg/kgBB, kelompok D: kombinasi ekstrak Amaranthus + Andrographis 10 mg + 2 mg/kgBB, dan kelompok E: diberi klorokuin 10 mg/kgBB sekali sehari selama 3 hari.
Hasil: Terjadi peningkatan berat badan hanya pada kelompok D, peningkatan kadar hemoglobin pada semua kelompok perlakuan (C, D dan E secara bermakna dibandingkan dengan kontrol, p < 0,05). Aktivitas skizontisidal darah terlihat pada semua kelompok perlakuan, aktivitas tertinggi hampir 90% terlihat pada kelompok D dan E. Tingkat survival adalah 100% pada semua kelompok.
Kesimpulan: Kombinasi ekstrak Amaranthus dan Andrographis (10 mg + 2 mg/kgBB) menunjukkan aktivitas skizontisidal darah sama baiknya dengan pemberian klorokuin 10 mg/kgBB.
AbstractBackground: Amaranthus spinosus and Andrographis paniculata are traditionally used as antimalarial herbs, but the combination of both has not yet been tested. The aim of this study was to determine the schizonticidal anti-malaria effect of a combination in Plasmodium berghei-infected mice.
Methods: Male mice (Balb/c strain) weighing 28-30 g, 7-8 weeks old, were randomly devided into 5 groups of 4 animals each. Group A: controls (nil) and 4 treatment groups (B, C, D, and E). Group B: Amarathus 10 mg/kgBW, group C: Andrographis 2 mg/kgBW, group D: combination of Amaranthus + Andrographis 10 mg + 2 mg/kgBW. All treatment with plant extracts was administered orally, once per day for 7 days. Group E was given chloroquine 10 mg/kgBW, once a day orally, for 3 days.
Results: The body weigh increased only in group D, hemoglobin concentration increased significantly vs controls (p < 0.05) in treatment groups C, D, and E, and blood schizonticidal activity was seen in all treatment groups, highest at almost 90% in groups D and E. Survival rate was 100% in all groups.
Conclusion: The combination of Amaranthus and Andrographis (10 mg + 2 mg/kgBW) exerts the same blood schizonticidal activity as chloroquine 10 mg/kgBW