Latar belakang: Menganalisis kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut pada perempuan usia paruh baya dan lansia. Perempuan paruh baya berusia antara 45-59 tahun dimasukkan sebagai subjek penelitian karena masa ini sangat penting untuk persiapan menyongsong masa lansia. Tindakan pencegahan perlu dilakukan secara dini untuk mencapai kualitas hidup lansia yang optimal. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan landasan bagi pengembangan kebijakan bidang kesehatan gigi dan mulut.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian potong lintang yang dilakukan di Kecamatan Bekasi Timur, Jawa Barat dengan subyek perempuan usia 45-82 tahun. Pengukuran kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut dilakukan menggunakan kuesioner yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dan telah divalidasi.
Hasil: 86.4% subjek memiliki kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut dengan kategori baik. Jumlah gigi hilang berkorelasi lemah dengan kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut (koefi sien korelasi= -0,133, P= 0,041).
Kesimpulan: Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut tidak tergantung pada jumlah gigi hilang. Temuan ini membuka wawasan terhadap pentingnya edukasi dan penyuluhan pada perempuan paruh baya dan perempuan lansia mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pengembangan kebijakan bidang kesehatan gigi dan mulut agar lebih difokuskan pada tindakan promotif, dan dilaksanakan di pusat pelayanan kesehatan, klinik, rumah sakit dan panti werdha.
AbstractBackground: To assess oral health-related quality of life in Indonesian middle-aged and elderly women. Middle? aged women between 45-59 years old were included in this study, because this stage of life is important to prepare them entering the old age. Prevention could be done earlier in order to achieve optimum quality of life for the elderly. The purpose of writing this paper is to inform the policy maker to develop a framework in oral health prevention.
Method: Cross-sectional study was done at East Bekasi district, West Java on 236 women 45-82 years of age. Measurement of health related quality of life was performed using the Oral Health-Related Quality of Life (OHRQoL) questionnaire. This questionnaire has already been translated to Indonesian language and has already been validated.
Result: About 86.4% of subjects had a good oral health-related quality of life. Number of missing teeth and oral health-related quality of life have a weak correlation (correlation coeffi cient= -0.133, P= 0.041) .
Conclusion: Oral health-related quality of life did not depend on the number of missing teeth. These fi ndings may have implication for promoting education to middle-aged and elderly women in Indonesia about the importance of oral health.This policy frame work will be recommended to be implemented in hospitals, clinics, community care and institutional care.