Artikel Jurnal :: Kembali

Artikel Jurnal :: Kembali

Endoglin concentration in peritoneal fluid of patients with endometriosis

([Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Universitas Hasanuddin. Fakultas Kedokteran], 2013)

 Abstrak

Latar belakang: Endoglin adalah faktor angiogenesis spesifik yang diduga terkait dengan patogenesis endometriosis. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi hubungan kadar endoglin pada cairan peritoneum pasien dengan endometriosis.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional potong lintang yang dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai Juli 2012 di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit swasta di Makassar. Semua pasien yang akan menjalani laparoskopi untuk masalah infertilitas dan masalah lainnya serta memenuhi kriteria inklusi diminta untuk mengisi
kuesioner dan diambil cairan peritoneum sebanyak 5 cc untuk mengukur kadar endoglin dengan metode ELISA. Stadium endometriosis ditegakkan dengan memakai kriteria ASRM dan dipisahkan menjadi endometriosis ringan dan berat. Data dianalisis dengan Excel dan analisis korelasi Spearman.
Hasil: Pada kelompok endometriosis didapatkan konsentrasi endoglin antara 14,43-15,65 ng/mL (median 15,04 ng/mL) sedangkan pada kelompok kontrol antara 7,42-10,26 ng/mL (median 8,84 ng/mL). Kadar endoglin peritoneum sama atau lebih tinggi dari 11 ng/mL mungkin dipakai sebagai titik potong prediktor kasus endometriosis.
Kesimpulan: Kadar endoglin peritoneum meningkat secara proporsional sesuai dengan meningkatnya stadium endometriosis, sehingga kadar endoglin dapat dipakai sebagai prediktor endometriosis.

Abstract
Background: Endoglin is a specific angiogenic factor suspected to involve in the pathogenesis of endometriosis. The aim of this study was to evaluate the significance of endoglin concentration in the peritoneal fluid of patients with endometriosis.
Methods: This pilot study was performed between March 2011 and July 2012 at Dr. Wahidin Sudirohusodo Hospital and another private hospital in Makassar, Indonesia. This was an observational, cross-sectional study. All patients undergoing laparoscopy for infertility and other cases with suitable inclusion criteria were asked to answer a questionnaire and had a 5 cc peritoneal fluid sample taken for measurement of peritoneal endoglin concentration using ELISA. Endometriosis stage was classified using ASRM criteria and divided into two groups, mild and severe. All data were analyed using Excel and Spearman correlation analysis.
Results: In the endometriosis group peritoneal endoglin concentration ranged between 14.43- 15.65 ng/mL (median 15.04 ng/mL) which is higher than control group 7.42-10.26 ng/mL (median 8.84 ng/mL). A peritoneal endoglin concentration equal to or higher than 11 ng/mL could be used to predict endometriosis.
Conclusion: Endoglin concentrations increased proportionally with the severity of endometriosis, and many be used as predictive factor of endometriosis cases.

 Metadata

Jenis Koleksi : Artikel Jurnal
No. Panggil : pdf
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Universitas Hasanuddin. Fakultas Kedokteran], 2013
Sumber Pengatalogan :
ISSN :
Majalah/Jurnal : Medical Journal of Indonesia
Volume : Vol. 22, No. 2, Mei 2013: 88-91
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Akses Elektronik : http://mji.ui.ac.id/v2/?page=journal.detail2&id=652
Institusi Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Fakultas Kedokteran UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
pdf TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20335448
Cover