Perkembangan dunia bisnis saat ini diwarnai dengan persaingan yang luar biasa ketat, dan adanya berbagai perubahan dalam lingkungan bisnis, baik di dalam dan di luar negeri, yang diantaranya disebabkan oleh; makin meningkatnya tuntutan terhadap pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), ketatnya peraturan dan perundang-undangan mengenai K3 dan kesadaran karyawan atas hak-hak peke a.
berusaha menciptakan sebuah budaya keselamatan pada lingkungan
organisasinya yang bertujuan untuk mengurangi risiko dan angka kecelakaan kea
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif,
menggambarkan budaya keselamatan ke a yang ada pada suatu klinik emergensi dilihat dari faktor individu, perilaku dan organisasi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dari hasil wawancara mendalam dan observasi, serta data sekunder yang diperoleh dari "L" Emergency Clinic, Muara Enim, Palembang. Sebagai informan penelitian ini adalah empat orang karyawan klinik tersebut. Dari data primer hasil wawancara dan observasi dibuat matriks hasil wawancara dan observasi dan juga dari data sekunder yang kemudian dianalisis.
Hasil analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut; pada faktor individu didapatkan bahwa pengetahuan, persepsi dan sikap karyawan terhadap K3, cenderung bervariasi. Tenaga paramedis memiliki pengetahuan yang cukup baik, tetapi non paramedis masih terbatas. Sedangkan pada faktor perilaku, masih terdapat ketidakkonsistenan dalam penerapan prosedur operasi. Pada
faktor organisasi, komitmen perusahaan hanya terlihat pada level pimpinan, karena program sosialisasi tidak menyentuh level pelaksana. Organisasi juga tidak mendesain stuktur organisasi yang mengakomodir kegiatan K3 serta tidak adanya kebijakan yang mendukung peningkatkan pengetahuan peka
K3. Organisasi tidak memfasilitasi karyawan dengan prosedur operasi pada tiap level peke aan dan SOP yang adapun terbatas hanya pada pelayanan kesehatan.
Saran dan rekomendasi dari hasil penelitian adalah sebagai berikut; organisasi perlu meningkatkan kualitas pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja melalui pelatihan-pelatihan. Organisasi juga perlu membuat analisis risiko
kesehatan atau analisa keselamatan kerja. Membuat struktur organisasi K3 1 . sampai level terbawah dengan pembagian pekerjaan yang jelas serta meningkatkan peran perwakilan manajemen yang ditempatkan sebagai
pengawas pelaksanaan program K3. Selain itu perlu diupayakan agar seluruh karyawan dapat terlibat secara aktif dengan memberikan karyawan tanggung jawab lebih terhadap masalah-masalah K3