Remaja umumnya memiliki kebiasaan jajan makanan baik yang dijajakan di kantin
sekolah maupun di pinggir jalan yang berisiko mengganggu kesehatan. Padahal, ketika
memasuki fase remaja awal (11-14 tahun), anak mengalami pertumbuhan fisik yang
sangat cepat dan membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah ada
hubungan antara kebiasaan jajan dari segi frekuensi, tempat pilihan jajan, dan jenis
makanan yang dikonsumsi melalui kuesioner dengan status kesehatan melalui observasi
tanda-tanda vital, status gizi dengan acuan Kartu Menuju Sehat pelajar menengah, dan
angka kesakitan tiga bulan terakhir. Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Depok (n=64),
pengambilan sampel menggunakan metode accidental, dan sudah melalui uji validitas
kuesioner. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner tidak terstruktur. Analisa data chi-square. Hasil menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan jajan dengan status kesehatan pelajar SMP dengan tingkat kemaknaan p=0,512. Hal ini karena tidak semua faktor-faktor kebiasaan jajan dan status kesehatan diteliti oleh peneliti. Saran untuk peneliti lain yang akan mempelajari kebiasaan jajan pelajar dengan status kesehatan, agar meneliti sampel dalam jumlah besar dengan beberapa jenis sekolah dan menambah variabel yang lebih lengkap, misalnya variabel pola makan di rumah, status ekonomi keluarga, dan psikologis.