Penelitian Anti Dumping di Indonesia sampai saat ini masih menggunakan analisis tradisional dan COMPAS seperti halnya kondisi penelitian anti dumping era tahun 1970-1980 an di Amerika Serikat, Kelemahan analisis tradisional dan COMPAS adalah lebih mengarah kepada seni daripada ke sains, oleh sebab itu hasilnya lebih mengarah ke suatu subyektifitas. Penulis mencoba memberikan alternatif dalam penyelidikan anti dmnping dengan menggunakan ekonometrika agar subyektifitas hasil penyelidikan dapat diperkecil. Kelebihan anaiisis ini adalah dapat memberikan hasil penelitian yang terukur secara kuantitatif dan dapat memperoleh gambaran arah perubahan khususnya yang berkaitan dengan analisis hubungan kausalitas antara adanya dumping impor dengan terjadinya injury industri dalam negeri.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) dari sisi permi11taau, untuk mengetahul signifikansi dan besarnya pengaruh produksi, pendapatan nasional, konsumsi harga impor yang berasal dari subject impor dan non subject impor terhadap harga domestik produk uncoated woodfree writing and printing paper di Indonesia; 2) dari sisi penawaran. untuk mengetahui signifikansi dan besarnya pengaruh produksi, harga pulp, harga bahan bakar minyak, dan kapasitas barang sejenis terhadap harga domestik produk uncoated woodfree writing and printing paper di Indonesia, 3) mengetahui hubungan kausalitas antara adanya impor dengan harga dumping dan adanya injury industri dalam negeri pada kasus anti dumping produk uncoated woodfree writing and printing paper tahun 2013.
Model yang digunakan untuk estimasi dalam penelitian ini anti dumping
produk uncoated woodfree writing and printing adalah adopsi dari Model Penelitian Prusa & Sharp dalam kasus cold-rolled sheet di Amerika Serikat, dengan hasil penelitian sebagai berikut: 1)dari sisi permintaan, a. faktor produksi pada tingkat keyakinan 99% mempengaruhi harga domestik. Artinya setiap ada kenaikan produksi sebesar 1% harga domestik akan turun sebesar 0,51% dan sebaliknya. Jadi elastisitas arah perubahan produksi terhadap harga adalah negative atau berkebalikan; b. faktor konsumsi signifikan pada tingkat keyakinan 99% mempengaruhi harga domestik. Artinya pada saat konsumsi domestik naik 1 %, maka akan dibarengi oleh kenikan harga domestik sebesar 0,49%. Jadi elastisitas konsumsi domestik terhadap harga domestik berbanding lurus; c.faktor harga impor dari negara subject impor (Finlandia, India, Korea Selatan & Malaysia) pada tingkat keyakinan 95% mempengaruhi harga domestik. Artinya, ketika harga impor dari negara Finlandia, India, Korea Selatan dan Malaysia naik 1% maka harg;1 domestik akan naik 0,ll%, demikian pula sebaliknya. Jadi faktor harga lmpor dari negara subject lmpor berbanding lurus dengan harga domestik; d. faktor pendapatan nasional Indonesia tidak signifikan mempengaruhi harga domestik, sedangkan e. tilktor
harga impor dari negara non subject impor tidak signi:fikan mempengaruhi harga
I domestik, f. Atas dasar point c di atas, maka tebukti baltwa Ielah terjadi lwbungan
kausa/itas antara harga impor dari negara Finlandia, India. Korea Selatan & Malaysia mengakibatkan injury bagi industri dalam negerisedangkan harga impor yang dari negara Jepang dan Germany (negara non subyek impor) tidak terbukti mengakibatkan hubungan kausalitas antara adanya dumping dan injury. 2) Darl sisi penawaran bahwa: a. faktor produksi pada tingkat keyakinan 90% mempengaruhi harga domestik. Setiap kenaikan 1% produksi akan menurunkan harga sebesar 0,51% dan seba!iknya dan hubungan keduanya berbanding terbaiik; b. faktor harg;1 pulp pada tingkat keyakinan 90% mempengaruhi harga domestik. Setiap kenaikan 1% harga pulp akan menaikkan harga domestik sebesar 0,64%, dan sebaiiknya. Hubungan harga pulp dengan harga domestik berbanding lurus; c. faktor barga bahan bakar minyak (bbm) pada tingkat keyakinan
95% mempengaruhl secara positif harga domestik,. artinya ketika harga bbm nalk 1% maka harga domestik naik sebesar 0,28% dan sebaliknya; d. faktor kapasitas produksi pada tingkat keyakinan 99% mempengaruhi harga domestik, artinya pada saat kapasitas produksJ dinaikkan sebesar l %, maka harga domestik akan naik sebesar 0,23%) dan sebaliknya.