ABSTRAKBerdasarkan indikator makro ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, tingkat bunga, inflasi dan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kondisi ckonomi nasional akan scmakin baik. Seiring dengan prediksi tersebut, kondisi industri penerbangan nasional juga diprediksi akan semakin baik dan tetap tumbuh. Berlakunya Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan akan membuat industri penerbangan nasional semakin tcrtata dengan baik. PT Garuda Indonesia bemsaha menangkap pcluang yang ada baik di industri nasional maupun intemasional. Rencana ekspansi didukung oleh pendanaan mclalui IPO di tahun 2010. Sehubungan dengan rencana IPO tersebut maka dilakukan valuasi terhadap nilai saham Garuda dengan menggunakan 2 metode yaitu fi-ee cash flow to equity dan abnormal earning. Valuasi kedua metode terscbut memberikan hasil yang berbeda. Bagi Garuda hasil valuasi menjadi harga minimum saham yang akan ditawarkan melaui IPO, sedangkan bagi investor hasil Valuasi menjadi harga maksimum yang akan dibeli pada saat IPO. Disarankan kepada Garuda dan investor untuk memilih hasil valuasi di antara keduanya scsuai dengan metode dan asumsi yang paling relevan bagi masing-masing pihak.
ABSTRACTUsing Free Cash Flow to Equity and Abnormal Eaming Methods Based on macro economy indicators such as Growth Domestic Product (GDP), exchange rate, interest rate, inflation, IHSG, it is predicted that Indonesian economy will be better in few years. In line with Indonesian economy, domestic airline industry also predicted better and continues to grow. Implementation of Undang-Undang No.1 Tahun 2009 about Penerbangan hoped that domestic airlines industry will be govemed in a better way. PT Garuda Indonesia will catch on all opportunities in domestic and intemational market. Planning to expand will be funded by IPO which planned in 2010. Due to this IPO plan, it is interesting to calculate the value of Garuda?s equity. This valuation uses 2 methods, free cash flow to equity and abnormal eaming. These 2 methods give diiTerent results. For Garuda, the result of valuation treated as the minimum price ofthe shares to be offered in IPO and for thc investors this result will be the maximum price of shares to be purchased. It is suggested that Garuda and investor should choose one of two methods based on the method and assumptions which more relevant to each parties.