Pencemaran udara di Indonesia sudah mencapai tahap yang mengkhawatirkan.
Editorial Media Indonesia pada tanggal 8 September 2006 menyebutkan bahwa setiap
tahun kualitas udara Indonesia terus memburuk. Kurang lebih 70% pcncemaran udara
disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Kasus pencemaran udara menjadi cukup
menarik untuk diperhatikan terkait dengan pelaksanaan uji emisi gas buang sebagai syarat
pembayaran pagak kendaraan. Bagi warga Jakarta peraturan ini telah dimplementasikan
jauh sebelumnya melalui SK Gubemur Nomor 95 Tahun 2000 mengenai Kewajiban Uji
Emisi Bagi Mobil di DKI Jakarta. Oleh karena penetapannya sudah cukup lama, peraturan
tersebut dapat dikembangkan menjadi penetapan pajak gas buang kendaraan.
Pengembangan ini dapat menjadi langkah yang strategis bagi pengurangan pencemaran
Iingkungan. Penetapan pajak yang efektif dan sesuai dengan kemampuan masyarakat
menjadi tantangan implementasi pajak emisi gas buang. Pengetahuan mengenai
karakteristik masyarakat yang membentuk kesadaran tinggi akan kebersihan lingkungan
khususnya udara bersih sangat diperlukan.
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sejauh mana kesadaran
pengguna kendaraan sebagai individu pembuang polutan akan kebersihan lingkungan
khususnya udara bersih yang diintepretasikan oleh
Willingness to Pay (WTP). Pengukuran
WTP dilakukan melalui pertanyaan terbuka terhadap responden yang sedang melakukan
perawatan kendaraan di bengkel pelaksana uji emisi di wilayah DKI Jakarta. Estimasi
menggunakan model regresi kuadrat terkecil dilakukan untuk mengetahui pengaruh
perbedaan karakteristik responden terhadap besaran WTP, sedangkan regresi terpotong
dilakukan untuk mengetahui pengaruh karakteristik responden terhadap kemungkinan
WTP responden lebih besar dari nol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya kemauan responden yang
dinyatakan dalam nilai WTP menunjukkan rataan WTP yang diperoleh dari seluruh
responden adalah sebesar Rp432.l82,70 per tahun. Karakteristik responden yang
berpengaruh signifikan dengan perubahan besaran nilai WTP dan kemungkinan responden
memiliki WTP lebih besar dari nol adalah yang berhubungan dengan penggunaan
kendaraan, sedangkan karakteristik individu responden yang berpengaruh signifikan
hanyalah pengeluaran responden terhadap kemungkinan responden memiliki WTP lebih
besar dari nol. Hasil penelitian juga menunjukkan dampak penerapan pajak emisi lebih
tinggi bagi masyarakat berpengeluaran rendah.