Studi cross sectional ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kjnerja program komunikasi tabur gizi di Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah. Hasil studi menunjukkan bahwa program komunikasi tabur gizi sebagai suatu sistem tidak berjalan dengan baik. Hal ini berdampak pada rendahnya tingkat kepatuhan sasaran, yaitu ibu/pengasuh dan anaknya, terhadap penggunaan tabur gizi. Selain itu, kepatuhan ibu untuk menggunakan tabur gizi lebih dipengaruhi oleh kesukaan anak terhadap produk tersebut, daripada program komunikasi itu sendiri. Manajer kesehatan di level kabupaten, dan Puskesmas, Serta kder Posyandu beranggapan bahwa masalah ketidakpatuhan sasaran disebabkan oleh anak balita tidak menyukai makanan yang telah diberi tabur gizi, dan para ibu/pengasuh tidak mau memaksa anaknya untuk mengkonsumsi rnakanan tersebut, serta anggapan ibu bahwa produk tersebut menyebabkan diare dan demam. Alasan lainnya adalah lemahnya aspek manajemen.
This cross sectional study aimed to conduct a performance evaluation on the micronutrients powder (MNP) communication program in Praya Tengah, Lombok Tengah District. The study found that as a system MNP communication program did not well function and it might not reach its potential benefit yet, As a result it leads to low compliance of the beneficiaries on the MNP. Also, the caregiver?s compliance was influence by their children?s compliance, instead of comMunication program. The health managers and Posyandu cadres have perceived several reasons as problem on that program, i.e. most of the under five children did not like MNP, and the caregivers refuse to force feed their child to eat the food when it mix with MNP and also they perceive it might cause of diarrhea and fever. Other reasons that might hamper the program were lack of resources and poor management.