Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang mulai November 2005 sampai dengan Januari 2006 dengan menggunakan disain studi ekologi campuran atau mixed ecological study. Data yang digunakan merupakan data skunder dari hasil rekapitulasi jumlah penderita diare per kecamatan per bulan dan data hasil pemeriksaaan iklim perbulan selama tahun 2000 - 2004 di Kota Palembang. Data yang diperoleh ditampilkan visualisasi trend berdasarkan tempat dan waktu serta dianalisa secara statistik untuk melihat hubungan antar variabel.
Prevalensi diare rata-rata per tahun tertiuggi sebesar 33 per 1000 penduduk. Prcvalcnsi diare rata-rata pertahun tertinggi terjadi di Kccamatan Bukit Kecil tahun 2004. Prevalensi diare per bulan tertinggi terjadi pada bulan Juli 2004 yaitu sebesar 47 per 1000 penduduk. Peningkatan prevalensi diare rata-rata perbulan terjadi pada bulan Februari hingga bulan Juli.
Suhu udara per bulan tertinggi terjadi pada bulan Mei tahun 2004 sebesar 31.6 °C. Suhu rata-rata per bulan diatas 27°C tetjadi pada bulan Maret hingga Oktober. Curah hujan rata-rata diibawah 200 mm terjadi pada bulan Mei hingga September. Jumlah hari hujan rata-rata per bulan dibawah I2 had terjadi pada bulan Mei hingga Oktober, Kelembaban menurun pada bulan Februari hingga bulan Agusrus dengan kelembaban terendah sebesar 72%. Peningkatan kecepatan angin pada bulan Mei sampai bulan September.
Peningkatan prevalensi diare tejadi disaat suhu udara meningkat, curah hujan di Kota Palembang rendah, jumlah hari hujan sedikit saat kelembaban rendah dengan kecepatan angin tinggi Suhu udara dan kelembaban berhubungan dengan prevalensi diare di Kota Palembang tahun 2000 ~ 2004 dan yang paling dominan berpengaruh dcngan prevalensi diare adalah kelembaban udara.
This research was conducted in Palembang since November 2005 until January 2006, by using mixed ecological study design. The writer used the secondary data that gained from the recapitulation result ofthe people who got diarrhoea disease per months in each area, and the monthly climate checking during 2000 to 2004 in Palembang. The data gained is presented by using visualisation trend on the based of the time and the location, and also the data was analyzed statistically in order to see the correlation between variables.
The highest annually rate of diarrhoea disease prevalence was 33 out of 1000 citizens. On the year of 2004, the highest rate occurred on Bukit Kecil area. The highest monthly diarrhoea disease prevalence rate occurred on July 2004 as much as 47 out of 1000 citizens. The increased of monthly diarrhoea prevalence rate happened from February to July.
The highest monthly temperature occurred on May 2004 as much as 31.6° C. The monthly temperature was above 27° C occurred from March to October. The rainfall rate was below 200 mm, occurred from May to October. The humidity decreased Hom February to August with 72% as the lowest humidity point. While the wind speed increased fiom May until September.
The increased of diarrhoea prevalence in Palembang, happened along with the increasing of the air temperature and wind speed, and the decreasing of rainfall, rainy days and humidity. There was a correlation between temperature and humidity to the diarrhoea prevalence in Palembang, in 2000-2004, where the humidity became the most dominant factor that influenced the diarrhoea prevalence.